Kenduri Seni Melayu, Meneguhkan Jati Diri Melayu

Batam, Kepri - Sejarah mencatat kemasyhuran dunia Melayu yang hidup dan berjaya di negeri serumpun, Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Jejak sejarah itu sepertinya kembali hidup. Tepat pada Jumat (4/12) malam di Pelataran Engku Putri Batamcenter, sejarah itu kembali terangkai dan menemukan momentumnya.

Termanifestasikan dalam gerak dan dentum musik serta disaksikan para cerdik pandai, budayawan dan sastrawan Melayu, sejarah itu terefleksi di atas panggung Kenduri Seni Melayu 2015, rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Jadi Kota Batam yang ke-186.

Kenduri Seni Melayu kali ini merupakan gelaran yang ke-17, suatu gawai yang dijaga tetap hidup demi lestarinya budaya adiluhung, Melayu.

“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa kita jadikan cermin zaman, bagaimana budaya Melayu jadi tuntunan bagi kita semua,” kata Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan, kala didapuk membuka acara itu, tadi malam.

Pria yang baru menyandang gelar Datok dari Negeri Malaka itu optimistis, selama budaya tetap dijunjung dan ditinggikan, niscaya martabat bangsa juga tak akan surut meski tergerus zaman.

“Ini agenda besar, yang kita harapkan bisa dirasakan dan diresapi meski kini sudah masuk era sosmed (sosial media),” kata Wali Kota Batam dua periode yang akan purna jabatan pada Maret 2016 mendatang itu.

Hal senada disampaikan Chairman Riau Pos Group yang juga budayawan Melayu, Rida K Liamsi. Ia bertutur, kebudayaan penting untuk dipertahankan. Pasalnya, budaya meresap dalam perilaku dan pola kehidupan masyarakat.

“Budaya itu inti dan jati diri, tanpa budaya manusia itu tak ubahnya (kaum) bar-bar,” kata Rida.

Bahkan, kata Rida, dari budaya lahir pelbagai macam keindahan, yang terwujud dalam seni dan ekspresi kebahagiaan jiwa.

Karena itu, ia mengapresiasi upaya Pemerintah Kota (Pemko) Batam yang mencoba tetap menghidupkan budaya dengan gelaran Kenduri Seni Melayu tersebut.

“Ini sangat baik dan berhasil memberi ruang untuk menjaga budaya, (karena) susah lho mempertahankan event (acara) yang sudah lama hingga 17 tahun,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Gabungan Penulis Negara (Gapena) Malaysia, Dato’ Wira Prof Abd Latif Abubakar turut mengapresiasi Kenduri Seni Melayu itu. Ia berharap, kegiatan itu membawa dampak positif bagi kemasyhuran Melayu di bumi ini.

“Ini upaya untuk memartabatkan warisan dunia Melayu,” katanya.

Acara itu juga dimeriahkan oleh penampilan pelbagai pertunjukan seni budaya Melayu yang dibawakan oleh grup tari/musik dari pelbagai daerah di Indonesia. Termasuk juga, musisi dari negara tetangga Malaysia.

Di acara itu, juga ada peluncuran buku Sejarah Nong Isa karangan Ahmad Dahlan, dan juga pengukuhan hak cipta lagu tentang kota Batam yang juga ciptaan Ahmad Dahlan berjudul, Batamku.

Yang menarik, pertunjukan seni budaya Melayu itu tak hanya disaksikan ratusan masyarakat yang hadir di Engku Putri. Tapi juga disaksikan oleh wisatawan mancanegara, seperti dari Korea Selatan.

Seorang sutradara film dokumenter, Min Heo yang mengaku asal Seoul mengaku kagum dengan penampilan seni budaya Melayu dalam pertunjukan tersebut.

“Sangat menarik, saya tidak paham apa yang disampaikan orang-orang tadi, tapi saya suka melihat pertunjukan tari dan musiknya, sangat indah,” puji Min Heo.

-

Arsip Blog

Recent Posts