Nyadran Ngropoh, Ritual Ungkapan Rasa Syukur Warga

Temanggung, Jateng - Tradisi nyadran di Desa Ngropoh Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sebagai salah satu potensi untuk mendukung desa tersebut sebagai desa wisata.

“Tradisi tahunan ini terus kami lestarikan sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi ini sebagai potensi pariwisata di desa kami,” kata Kepala Desa Ngropoh, Kecamatan Kranggan, Haryono, di Temanggung, Jumat (11/12/2015).

Pada tradisi nyadran yang diselenggarakan pada Jumat Wage, bulan Sapar penanggalan Jawa itu ratusan warga datang ke Makam Donorojo di Desa Ngropoh dengan membawa “tenong” yang berisi nasi tumpeng, ingkung ayam, dan jajan pasar.

Haryono mengatakan tradisi nyadran sudah berlangsung turun-temurun sejak zaman nenek moyang. Setelah ritual di makam, pada Jumat malam digelar wayang kulit dan pada Sabtu (12/11/2015) malam digelar pentas kesenian tradisional kuda lumping.

Ia mengatakan Desa Nropoh telah dijadikan Desa Wisata di Kabupaten Temanggung bersama 11 desa yang lain.

Ia menyebutkan potensi di Desa Ngropoh, antara lain menyaksikan matahari terbit di Embung Ngropoh, penghasil durian yang selalu diselenggarakan festival durian setiap tahun. Selain itu, Desa Ngropoh juga penghasil gula kelapa dan kopi.

Wakil Bupati Temanggung Irawan Prasetyadi yang menghadiri tradisi nyadran tersebut mengatakan sangat terkesan dengan tradisi itu, masyarakat makan bersama-sama usai memanjatkan doa kepada Tuhan YME.

“Tradisi ini sebetulnya menarik, tetapi masyarakat perlu menggali cerita atau latar belakang tradisi ini,” katanya.

Ia mengatakan pihaknya telah meminta Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Temanggung untuk melakukan pendataan tradisi sejenis yang ada di Temanggung guna melestarikan budaya ini.

“Tradisi ini memiliki daya tarik, tetapi masyarakat belum menggali yang sebenarnya. Tradisi ini merupakan potensi yang bisa mendukung pariwisata,” katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts