Solo, Jateng - Sebanyak 51 kelurahan di Solo memiliki kegiatan kirab budaya yang diselenggarakan setiap tahun. Tetapi, kegiatan kirab budaya tersebut rata-rata memiliki konsep sama.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Eny Tyasni Suzana, mengatakan tahun ini seluruh kelurahan se-Solo memang menyelenggarakan kegiatan kirab budaya. Kirab budaya ini bertujuan untuk menggali potensi di wilayah masing-masing.
Eny menuturkan dari 51 kirab budaya yang ada, saat ini hanya ada dua kirab budaya yang masuk di kalender event budaya milik Pemkot Solo. Kedua kirab tersebut antara lain kirab grebeg Sudiroprajan dan kirab apem di Kelurahan Sewu, Jebres.
“Baru dua kirab budaya itu yang masuk, karena sudah dikonsep kirab wisata. Sedangkan kirab lainnya kan belum mengarah ke wisata. Di grebeg Sudiroprajan dan kirab apem Sewu itu sudah mendatangkan wisatawan dari luar daerah dan luar negeri. Meski tidak banyak,” kata dia, Kamis (17/12/2015).
Tetapi, sambung Eny, sebenarnya untuk menggali potensi wilayah tidak harus menyelenggarakan kirab budaya. Pengembangan dan penggalian potensi wilayah bisa dilaksanakan dengan menggelar acara seni secara konsisten.
“Semisal di wilayah tersebut ada kesenian reog, buatlah acara yang itu menampilkan reog secara khusus, bisa membuat festival atau apa pun. Kan tidak harus menyelenggarakan kirab,” ujar dia.
Lebih lanjut, dia sepakat dengan kebijakan Penjabat Wali Kota Solo Budi Suharto yang akan mengintegrasikan kirab budaya yang diselenggarakan antarkelurahan. Dia menuturkan selama ini acara kirab budaya yang diselenggarakan bersifat monoton dan penampilannya cenderung sama.
“Kami selalu berkoordinasi dengan Pokdarwis di setiap keluarahan. Ini untuk mengembangkan potensi yang dimiliki di setiap keluarahan,” ujar dia.
Sumber: http://www.solopos.com