Pulau Rupat, Riau - Acara Mandi Safar yang dipusatkan di Pantai Tanjung Lapin, Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis tahun ini berlangsung meriah, Sabtu (5/12/15).
Sebanyak 4.700 orang pelajar dan masyarakat dari berbagai desa di Kecamatan Rupat Utara dan Kecamatan Rupat, berpawai dengan menempuh jarak sekitar satu kilometer dari lokasi acara Mandi Safar.
Pawai ribuan pelajar dan warga ini didahului drum band pelajar SMAN Negeri Rupat. Hadir dalam acara ini, Plt Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman, Penjabat H Ahmad Syah Harrofie, Penjabat Walikota Dumai, Arlizman Agus, para Kepala Badan, Kantor dan Dinas dilingkub Kabupaten Bengkalis.
Memasuki arena acara, Plt Gubri, Pj Bupati Bengkalis dan Pj Walikota Dumai dan rombongan disabut dua pendekar yang memperagakan silat menyambut tamu.
Tradisi mandi Safar bagi masyarakat Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, ritual mandi Safar tidak ubahnya seperti memperingatu Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Ritual budaya ini digelar setiap tahunnya, bahkan bagi warga yang ada diperantauan menyempatkan diri untuk pulang ke kampung mereka di Pulau Rupat hanya untuk ikut menyaksikannya ritual tersebut. Dengan mengenakan pakaian yang bagus-bagus, mereka berbaur untuk mengikuti ritual yang diadakan setiap tahunya.
Menurut masyarakat Desa Tanjung Punak, tradisi Mandi Safar ini sudah ada sejak puluhan tahun silam. Waktu pelaksanaannya pada Rabu, tepatnya di minggu keempat bulan Safar. Namun untuk tahun ini dilaksanakan pada hari Sabtu, karena hari Rabu minggu keempat tahun ini bertepan dengan pelaksanaan Pilkada Serentak, 9 Desember 2015.
Minggu keempat bulan Safar yang jatuh setiap hari Rabu atau hari terakhir, dianggap sebagai hari naas sehingga tidak baik untuk melakukan perjalanan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak baik, pada hari itu, masyarakat mempercayainya sejak puluhan tahun lalu melakukan ritual Mandi Safar agar terhindar dari segala bala dan halangan. Kegiatan ritual Mandi Safar tahun ini dipusatkan di Pantai Tanjung Lapin, Sabtu (5/12/15).
Menurut salah seorang warga, Umar, air yang digunakan untuk Mandi Safar ini merupakan air yang telah didoakan yang sumbernya diambil dari sumur tua yang berada tidak jauh dari Pantai Tanjung Lapin, Desa Tanjung Punak, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis.
Dalam pelaksaan ritual Mandi Safar, secara turun temurun warga menerapkan beberapa prosesi seperti sebelumn melakukan dzikir bersama, kemudian melakukan arak-arakan warga yang diiringi kompang menuju sumur tua.
Selanjutnya prosesi pengambilan air dari sumur tua oleh tokoh adat. Yang uniknya air yang diambil dari dalam sumur tua menggunakan timba (ember) yang terbuat dari upih (daun pinang), yang selanjutnya tampung ke dalam wadah sebanyak tiga buah.
Prosesi pengambilan air dari dalam sumur juga dilakukan oleh tiga tokoh adat kampung secara bergantian. Setiap orangnya menimba tiga kali untuk dimasukkan ke dalam tiga tempat yang telah disediakn. Setelah itu baru dilanjutkan dengan prosesi pemandian. Gayung untuk mandi juga unik, karena terbuat dari tempurung kelapa dengan tangkai kayu.
Ritual Mandi Safar juga merupakan hari pertemuan bujang dan dara yang ditandai dengan digelarnya Joget Lambak atau sering disebut Serampang Laut. Dalam joget ini, bujang dan dara saling perpandangan dan berbalas pantun dengan harapan bisa bertemu jodohnya.
"Kalau tidak bertemu jodoh tahun ini, mudah-mudah bertemu di bulan Safar tahun depan," ujar Umar yang ditemui di sela ritual Mandi Safar.
Jadi tidak heran, ritual Mandi Safar setiap tahun selalu ramai dikunjungi warga, karena selain berharap mendapat berkah, bagi yang muda tentunya berharap jodoh dari kegiatan ritual Mandi Safar setiap tahunya.
Sumber: http://www.metroterkini.com