Bagansiapiapi, Riau - Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau dikenal dengan berbagai makanan khas yang memiliki nilai jual. Salah satunya sambal belacan yang tiada bisa menandingi kenikmatannya.
Di bantaran Sungai Rokan, Rohil, beraneka kuliner tersaji mulai dari rebus kerang, gulai kepiting serta bermacam aneka makanan khas laut. Namun semua makanan yang ada, tidak lengkap rasanya jika belum tersaji sambal belacan atau disebut orang sambal terasi. Tidak heran jika pengunjung yang datang, pasti menanyakan sambal belacan.
Bagi kalangan masyarakat pencinta makanan khas Melayu, enaknya masakan tanpa sambal belacan ibarat sayur tanpa garam. Malah, ketenaran sambal belacan pernah diangkat dalam film komedi P. Ramlee tahun 1962 berjudul Labu Labi. Cerita dua orang pembantu yang diimajinasikan bekerja di rumah majikannya, H. Bakhil bin Haji Kedekut.
Dalam cerita itu, Labu sebagai Tarzan tinggal di hutan menyiapkan sambal belacan untuk makan siang karena sudah bosan makan buah. Labi yang menyamar sebagai harimau sangat terkejut karena tidak menyangka Tarzan makan belacan.
Cerita lainnya adalah ketika Kadarisman yang ingin mengayunkan pedang ke leher istrinya karena tidak memasukkan belacan kedalam sayur asam dalam Film Seniman Bujang Lapuk. Untungnya Samsuddin segera datang dan meleraikannya.
"Heeiii, apa daaa...pasal belacan pun nak memancung orang ke?" pekik Sudin sambil memukul dada Kadarisman.
Namun bukan kedua film itu yang akan kita bahas. Banyak anggapan dan gambaran tersendiri bagi masyarakat penikmat sambal belacan. Terlebih lagi cara membuatnya. Konon, sambal belacan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Bedanya, dulu tidak ada penyedap rasa sebagai campuran sambal belacan. Mereka menggunakan udang kering agar rasanya lebih nikmat.
Sedapnya sambal belacan juga diakui Harahap, anggota DPRD Gunung Tua, Sumatera Utara. Ketika menikmati sambal belacan di sebuah rumah makan Ujang Leno pinggiran sungai Rokan, Bagansiapiapi, Minggu (24/1/2016). Hanya menu asam pedas ikan Sembilang dan ulam mentimun, pedasnya dia rasakan sampai keubun-ubun.Ă‚
"Waduh! Sambal apa ini. Pedas tapi sedap," kata Harahap sambil garuk garuk kepala dirambutnya yang sudah memutih.
Jika kita ingin memesan sambal belacan, pemilik rumah makan di Bagansiapiapi dengan senang hati menyediakanya. Selain bahannya mudah didapat, cara membuatnya pun sangat mudah. Bahannya terdiri dari terasi yang sudah digoreng atau dibakar, cabe rawit, bawang merah, cabe merah, buah tomat merah segar, gula merah, daun salam, lengkuas dan serai serta garam secukupnya.
Biasanya, pemilik rumah makan akan menyajikan sambal belacan bertemankan ulam petai, jering, genuak dan kerdas dan juga termasuk jenis sayur-sayuran seperti timun, kubis dan terung.
Warna dan rasa sambal belacan berbeda dari satu kota dengan kota lainnya. Karena warna terasi ada yang coklat, merah dan putih. Misalnya sambal belacan di pusat belanja dan pasar Seni tradisional Melaka dilantai dua, mereka menggunakan belacan yang berwarna merah.
"Sambalnye tergantung belacan. Cara membuatnya pun berbeza. Rasa pun berbeza," ucap pria yang disapa pak Ali kepada Goriau.com, di Melaka, Malaysia. Dia juga mengingatkan, jangan gara-gara tumis belacan lupa pulang kampung.
Jadi tunggu apa lagi, mari kita main ke Bagansiapiapi nikmati kuliner di santap dengan nasi hangat dan sambel belacan.
Sumber: http://www.goriau.com