Wonogiri, Jateng - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri berupaya mempertahankan potensi masing-masing daerah melalui pembinaan SDM. Salah satunya dengan memasukkan materi keragaman budaya setempat pada mata pelajaran sekolah.
Menurut Kabid Perindustrian, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop UMKM) Wonogiri, Sulistiyani, Wonogiri memiliki beberapa potensi industri yang berkaitan dengan keragaman budaya dan potensi alam. Di Kecamatan Tirtomoyo, dikenal dengan kerajinan batik Wonogiren. Sedangkan di Kecamatan Manyaran terdapat potensi kerajinan tatah sungging. “Saat ini potensi-potensi tersebut telah dikembangkan. Namun harus ada upaya untuk terus melestarikannya. Kemampuan mengembangkan kerajinan-kerajinan harus tetap dikuasai masyarakat setempat agar perkembangannya terus berlanjut,” kata dia saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (12/1/2016).
Guna mendukung harapan tersebut, saat ini Disperndagkop UMKM dan Dinas Pendidikan telah bekerja sama untuk memasukkan materi potensi daerah ke mata pelajaran muatan lokal.
Menurut Sulistiyani, muatan lokal yang saat ini telah berjalan adalah muatan lokal membatik di Tirtomoyo. Keterampilan membatik diajarkan kepada generasi muada dalam bentuk mata pelajaran. Dengan begitu diharapkan generasi muda di Tirtomoyo tetap mengenal tradisi membatik tersebut. Dia berharap daerah-daerah lain dapat segera menyesuaikan. “Semua daerah harus jeli melihat potensi yang ada di daerahnya, sehingga dapat terus diangkat,” kata dia.
Di sisi lain Sulistiyani mengatakan selama ini salah satu kendala pengembangan kerajinan batik Wonogiren adalah terkait pemasaran. “Lokasi pengrajin cukup jauh sehingga terkadang pembeli kesulitan untuk menjangkaunya. Kami akan upayakan agar pembeli dapat menemukan hasil prosukdi batik Wonogiren di pusat kota,” kata dia.
Sementara itu Kabid TK dan SD Dinas Pendidikan Wonogiri, Suwanto, mengatakan saat ini muatan lokal membatik sudah dijalankan di Tirtomoyo. Muatan lokal tersebut termasuk jenis muatan lokal pilihan sekolah. “Ada tiga jenis muatan lokal. Muatan lokal dari provinsi yang berupa bahasa Jawa, muatan lokal kabupaten berupa seni suara daerah dan muatan lokal pilihan sekolah yang disesuaikan dengan potensi di masing-masing wilayah,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa.
Sumber: http://www.solopos.com