Karanganyar, Jateng - Sedikitnya 17 tari garapan baru dan seni pertunjukan hasil gubahan para empu di Kabupaten Karanganyar bakal dikaji secara akademis. Rencananya, produk kebudayaan itu bakal dipatenkan.
Jenis-jenis kesenian itu tumbuh dan berkembang hampir di semua wilayah Kabupaten Karanganyar. Antara lain Tari Srandil dari Matesih, Tari Badut Enthong Ilir dari Jenawi, orkes bambu Kumpul Laras dari Colomadu, Tari Badut Wono Keling dari Jatiyoso, dolanan anak ‘Ngenger’ dari Karangpandan, Tari Macan Gadungan dari Ngargoyoso, drama Tari Mondosiyo dari Tawangmangu, Tari Pande Besi dari Jenawi dan Tari Dempul dari Kebakkramat.
“Semuanya dipentaskan pada waktu hari jadi Karanganyar November lalu di Terminal Karangpandan. Kreasi baru seperti Tari Pande Besi dan Tari Dempul yang mengisahkan aktivitas usaha warga setempat. Beberapa akan dikaji secara mendalam dari akademisi ISI Surakarta sebelum mematenkannya,” kata Kasi Kesenian Bahasa dan Film Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Karanganyar, Sarno kepada KR
, Rabu (6/1).
Seni kontemporer tersebut merupakan inovasi para budayawan dan seniman di Karanganyar. Sebagaimana diketahui, Bumi Intanpari melahirkan banyak jenius di bidang tersebut dengan ragam aliran seni karawitan, pedalangan, tari, campursari hadrah dan sebagainya. Tercatat sebanyak 457 organisasi kesenian dengan 691 pelaku seni.
“Kreasi ini mulai dikenal luas berkat pementasan di sejumlah sanggar dan setiap kali diundang di event Pemkab,” katanya.
Sebenarnya masih banyak terdapat tari, drama maupun orkes tradisional yang belum terinventarisasi. Sebagian telah punah, namun kembali muncul dalam transformasi pada koreo, kostum hingga musik pengiring.
Kabid Prasarana dan Promosi Wisata Disbudpar, Bambang Sugito mengatakan Pemkab mendorong kesenian tradisi bangkit dan mampu menjadi daya tarik wisata. Seperti Srawung Seni Candi yang berhasil masuk di kalender event pariwisata Kabupaten Karanganyar.
“Salah satunya mbah Prapto dari Padepokan Lemah Putih yang berhasil membuat event skala internasional di Candi Sukuh. Saya yakin masih banyak seniman dengan kreativitasnya yang mampu membuka wawasan berkesenian di Karanganyar,” katanya.
Bambang mengatakan, pihaknya siap mempromosikan event-event garapan para seniman lokal. Dalam waktu dekat, sejumlah event di luar kalender pariwisata tahunan bakal digelar seperti festival minum teh ‘nDoro Dongker’ dan festival air di Sukuh, Ngargoyoso.
Sumber: http://krjogja.com