Pangkalpinang, Babel - Berbekal pelatihan selama enam bulan, sebanyak 20 orang remaja putri dan ibu-ibu di Pangkalpinang membuat batik tulis khas Melayu.
Kelompok usaha bersama (KUB) Batik Tulis Pinang Sirih saat ini sudah membuat beragam motif batik, yang dikerjakan kisaran waktu satu sampai dua bulan. Untuk motif yang rumit membutuhkan waktu lebih lama lagi.
"Instruktur berasal dari Solo, yang difasilitasi Disperindag Babel. Kami belajar di Opas, Pangkalpinang dan selama enam bulan banyak pengetahuan diperoleh. Sayang sekali jika tidak mulai untuk melestarikan batik tulis khas Melayu Bangka," kata Ketua KUB Batik Tulis Pinang Sirih, Yundarti ditemui di workshop Kelurahan Selindungbaru, Pangkalpinang, Sabtu (30/1).
Yuyun, biasa ibu dua orang anak ini disapa mengatakan, beberapa motif yang mereka kerjakan di antaranya ruang kosong, gi nganggung, udang belacan, pinang beleh 4, kulat tiung, mentilen, kera duduk dan pakis.
Dalam setiap motif memiliki makna tersendiri, yang menggambarkan keadaan di Pulau Bangka. Yuyun menambahkan bantuan dana dari donatur dipakai untuk membeli alat-alat seperti canting, gawangan, kain, kompor, pewarnaan dan water glass.
"Semua barang itu dibeli di Solo. Kami ada 20 orang anggota dan sejauh ini sudah menghasilkan 20 lembar kain selama dua bulan. Itu dikerjakan siang dan malam. Kami ingin menjadi bagian pelaku pariwisata sekaligus usaha kecil menengah di Babel. Harga mulai dari Rp 400 ribu," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Babel Rustam Effendi, Sabtu (30/1) malam lalu berkesempatan hadir meresmikan KUB Batik Tulis Pinang Sirih di Kelurahan Selindungbaru, Pangkalpinang.
Rustam memberikan apresiasi kepada anggota KUB, yang bersedia meluangkan waktu untuk melanjutkan warisan batik khas Bangka.
Sumber: http://bangka.tribunnews.com