Samarinda, Kaltim - Tarian khas Dayak yang dibawakan murid SD 016 (eks 028) Jalan Budaya Pampang, Kelurahan Pampang, Sungai Siring, Samarinda, Rabu (20/1/2016), mengundang riuh tepuk tangan hadirin.
Selain memang tarian dibawakan dengan sangat apik, ternyata kehadiran seorang murid perempuan dengan telinga panjang lengkap dengan anting-anting juga semakin menambah kemeriahan tarian yang memang menjadi salah satu ciri khas Desa Budaya Pampang.
Walau masih terbilang berusia muda, keindahan tarian yang dibawakan murid baik laki-laki dan perempuan tersebut tak kalah dengan penampilan penari dewasa yang sering terlihat.
Siang itu, penampilan belasan murid yang tampil lengkap dengan pakai adat dan diiringi musik khas Dayak tersebut penutup di acara peletakan batu pertama bangunan sekolah yang dihadiri sejumlah pejabat dari Pemkot Samarinda.
Seperti diketahui, Desa Budaya Pampang yang terletak sekitar 20 kilometer dari pusat kota ini memang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.
Desa yang juga menjadi salah satu objek wisata andalan Samarinda ini, sudah sering dikunjungi tamu-tamu lokal maupun mancanegara.
Di desa ini, memang masih bisa didapati eksotisme budaya dan adat istiadat yang masih dipegang kukuh masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.
Selain tari- tarian khas Dayak, di tempat ini para tamu juga bisa menemui sejumlah cideramata seperti kerajinan manik-manik yang bisa memang menjadi salah satu ciri khas Suku Dayak.
Kepala Sekolah SD 016 Jl Budaya Pampang Yuliana mengatakan, dari 158 murid yang ada, memang baru ada satu orang saja yang sudah memang memiki kuping panjang.
Pihak sekolah, kata dia, memang sangat mendukung hal tersebut dalam upaya melestarikan budaya kedepannya.
"Baru satu saja. Biasanya, memang umur segini nggak mau, masih malu dia. Tapi dia mau budaya itu dia bawa sampai besar nanti," katanya.
Untuk aktivitas sehari-hari di sekolah, hal itu tidak akan mengganggu.
Sampai saat ini baru ada 1 SD saja yang ada di wilayah tersebut. Oleh karena itu, pembangunan gedung baru sekolah yang sebelumnya masih terbuat dari kayu, menurutnya bisa semakin meningkatkan taraf pendidikan yang ada di wilayah tersebut.
"Kalau belajar nanti antingnya dilepas. Kalau sudah di rumah atau tampil baru dipakai. Itu untuk melatih itu berat, supaya lubangnya semakin besar," katanya.
Sumber: http://kaltim.tribunnews.com