Seni Kuda Lumping “Ebeg” Khas Pangandaran Tetap Diminati

Pangandaran, Jabar - Seni Kuda Lumping adalah seni budaya yang secara tidak langsung diadopsi masyarakat Pangandaran dari Jawa Tengah. Kesenian kuda lumping atau sering disebut juga “Ebeg” adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan terbuat dari ayaman bambu yang dipotong menyerupai bentuk kuda dengan tabuhan gamelan.

Penarinya mengenakan celana panjang dilapisi kain batik sebatas lutut, mengenakan mahkota dan sumping di telinganya. Kedua pergelangan tangan dan kakinya dipasangi gelang-gelang kerincingan, sehingga gerakan tangan dan kaki penari Ebeg selalu dibarengi bunyi gemerincing.

Seiring perkembangan zaman, kesenian ini masih bisa bertahan meski serbuan budaya seni dari mancanegara terasa kian gencar.

Hal ini berkat langkah inovatif dari para senimannya, salah satu grup seni Kuda Lumping yang masih eksis dan terus berinovasi adalah Muncul Jaya Grup dari Desa Babakan, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran.

"Kami terus berinovasi agar seni ini terus dapat bertahan dan diminati masyarakat,"kata Sabar, pemimpin rombongan. (Foto: Iwan)

Penampilan Seni Kuda Lumping “Ebeg” Muncul Jaya Grup yang terus berinovasi. (Foto: Iwan)

Pimpinan rombongan Seni Kuda Lumping “Ebeg” Muncul Jaya Grup, Sabar menjelaskan, dalam setiap penampilannya, Kuda Lumping “Ebeg” pimpinannya selalu mengkombinasikan dengan tarian barong, seni debus dan wayang orang.

Dengan inovasi tersebut, Sabar optimis kesenian ini akan terus diminati masyarakat, terbukti makin banyaknya generasi muda yang ingin belajar Seni Kuda Lumping di daerahnya.

“Lihat saja saat kami pentas, selain pemainnya juga anak-anak muda, ternyata mayoritas penontonnnya juga anak-anak muda,” tutur Sabar kepada FOKUSJabar, Jum’at (5/2/2016).

-

Arsip Blog

Recent Posts