Bandung, Jabar - Penambahan aksara sunda pada papan nama jalan dan beberapa gedung di Kota Bandung, menurut ketua program studi bahasa dan satra Indonesia dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Tedi Permadi, merupakan suatu bentuk penguatan nilai budaya sunda di Kota Bandung.
“Kalau kita misalkan ke ITENAS, nama-nama gedung juga disamping dengan aksara latin, dibawahnya juga ada aksara sunda. Sekolah juga ada, misalkan di sekolah yayasan atikan sunda, itu digunakan juga. Itu bagus saya kira untuk memberikan penguatan atas nilai budaya kesundaan itu sendiri,” jelas Tedi kepada PRFM, Rabu (27/01).
Selain itu, Tedi menuturkan selain belum sempurnanya sistem komputer yang ada, jarang digunakannya aksara sunda dalam keseharian pun ikut melandasi kekeliruan dalam penulisan aksara sunda.
“Karena memang ini kurang produktif digunakan dalam keseharian,” ucap Tedi.
Penulisan papan nama jalan di Kota Bandung yang disertai aksara sunda, pada awalnya merupakan inisiatif salah sorang guru dari SMAN 2 Bandung yang melibatkan siswanya.
Namun, seiring berjalannya waktu, penulisan aksara sunda dilanjutkan oleh dinas bina marga Kota Bandung dan ditemui banyak kekeliruan.
“Ini diprakasai oleh seorang guru bahasa Sunda di SMA 2 Bandung. Itu pun dalam pelaksanaannya melibatkan siswa, ketika awal dibuat melakukan cek terlebih dahulu secara manual, betul atau tidak,” jelas Tedi.
Adapun penulisan aksara sunda di papan nama jalan di Kota Bandung sekarang tidak melalui cek manual, sehingga masi banyak ditemui kesalahan dalam penulisannya.
“Kalau sekarang bisa jadi karena mengikuti bagaimana pelaksanaan di lapangan belakangan ini. Si penulisan aksara sundanya dari latin ke aksara sunda serta merta mengandalkan komputer dengan sistem font yang sudah ada,” tukasnya.
Sumber: http://fokusjabar.com