Toraja Promosi Wisata Lewat Budaya

Jakarta - Tradisi di satu daerah bisa terkikis karena pengaruh budaya dari luar. Keprihatinan dari para pendahulu agar satu kebudayaan tidak sampai terkikis cukup beralasan, karena budaya luar dianggap begitu kuat untuk memengaruhi budaya setempat.

Hal itu pun terjadi pada budaya Toraja yang diakui perlahan mulai menghilang. Hal ini membuat Talulembangna tergerak menghidupkan Toraja sebagai promosi wisata, untuk terus memiliki budaya yang hidup dan terus hadir pada generasi yang akan datang.

“Talulembangna merupakan ikatan persaudaraan tiga kerajaan yang erat dengan kebudayaan di Toraja. Melalui ikatan ini diharapkan budaya Toraja tak hilang ditelan waktu. Karena budaya merupakan kekuatan Toraja yang kaya akan alam, adat dan seni. Tapi, dengan perubahan jaman membuat budaya di Toraja menghilang perlahan,” jelas Adriel Rumengan Kalua, ketua Kerukunan Talulembangna usai pentas budaya Toraja di Jakarta, baru-baru ini.

Adriel menambahkan, melalui Talulembangna diharapkan budaya Toraja tetap utuh. Beberapa budaya yang menjadi daya tarik turis asing di antaranya rambutuka (mengucap syukur) dan rambu solo (kematian). ”Menghilangnya budaya di Toraja diakibatkan adanya pergeseran dari aminisme menuju hadirnya beberapa agama di Toraja. Selain itu, pengaruh budaya lain yang datang dari berbagai wilayah di tanah air yang masing-masing daerah memiliki budaya yang berbeda-beda yang satu dengan lainnya bisa saling memengaruhi,” ujarnya.

“Kehadiran agama di Toraja membuat animisme mulai menghilang, karena mereka menganggap bila seseorang yang sudah meninggal merupakan takdir bukan lagi kembali bersama leluluhurnya,” paparnya lagi.

-

Arsip Blog

Recent Posts