Jakarta - Pameran "Menguak Batik Gentongan Madura" di Museum Tekstil, Jalan KS Tubun No 2-4, Jakarta Barat, yang telah dibuka Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Arie Budhiman pada 2 November yang lalu, diperpanjang waktunya. Yang semula akan berakhir 14 November diundurkan sampai dengan 30 November 2010. Perpanjangan waktu ini atas permintaan masyarakat pecinta tekstil, khususnya batik.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Tekstil, Indra Riawan, mengutarakan hal itu di kantornya kemarin. Didampingi Kepala Seksi Koleksi Missari, Indra Riawan menuturkan bahwa sampai saat ini pameran itu rata-rata dikunjungi 50 sampai 150 orang per hari. Bahkan Sabtu dan Minggu yang lalu sampai 250 pengunjung sehari.
"Sabtu dan Minggu yang lalu para mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia lebih seratus orang mengunjungi pameran ini," ujar Missari. Hari Minggu yang lalu dua orang fashion designer dari Australia masing-masing Mr Paul dan Mrs Monica juga hadir.
Bupati Fuad Amin ketika dihubungi kemarin mengatakan, ia sudah mempersiapan galeri di Bangkalan, Madura, yang akan mengadopsi Museum Tekstil dalam pelestarian teksil tradisional terutama batik.
"Nanti bukan hanya batik Bangkalan atau batik Madura saja ditampilkan di galeri itu tetapi dari semua daerah di Indonesia," katanya. Bupati ini juga mengharapkan agar perajin menciptakan batik Madura yang lebih murah sehingga terjangkau masyarakat kecil.
Menurut Indra Riawan, istilah gentongan itu timbul karena dalam proses pewarnaan kain batik di Madura dimasukkan gentong dari tanah liat dan memakan waktu cukup lama apabila ingin warnanya bagus. "Bisa memakan waktu enam bulan," tuturnya. Karena itu, ada mitos apabila di lingkungan pembatikan ada yang meninggal, batik itu gagal ataupun lama jadinya. (Dwi Putro AA)
Sumber: http://www.suarakarya-online.com