Makanan Khas Aceh Tamiang Laris di Pekan Kebudayaan Aceh

Kuala Simpang, NAD - Selain menampilkan budaya, anjungan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Aceh Tamiang juga menyajikan makanan khas penyedap Tamiang berupa belacan tutuk (terasi) yang terbuat dari udang sabu asli. Ternyata sajian belacan khas Aceh Tamiang ini sangat diminati pengunjung PKA. Kepala Dinas Pemuda, Budaya dan Olahraga Aceh Tamiang, Drs Arisnur, Sabtu (8/8) mengatakan, belacan tutuk (terasi) Tamiang diolah dari udang sabu asli di Desa Kuala Peunaga, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang.

Belacan Tutuk merupakan makanan yang murah dan cita-rasanya bisa menggantikan lauk pauk. Belacan ini dibuat dari sabu asli pada bulan tertentu, saat musim udang sabu sehingga keberadaan Belacan Tutuk di pasaran sangat sulit. Selama ini warga Aceh dari kabupaten lain hanya mendengar namanya saja, namun dianjungan PKA Tamiang mereka dapat membeli dengan harga murah, hanya Rp 10 ribu untuk 3 ons.

Ikan Cang Rebung
Selain terasi, panitia juga menampilkan makanan khas Tamiang lainnya, berupa ikan cang rebung. Pengeringan ikan ini secara alami dengan pengeringan alami. Cang rebung istilah bagi warga Aceh Tamiang adalah ikan kering yang merupakan lauk alternatif apabila ikan hasil laut terlalu banyak, lantas dikeringkan. “Ikan ini asinnya pakai air laut sehingga hampir terasa tawar dan banyak warga yang berminat, di Anjong PKA harga ikan ini dijual Rp 25 ribu/bungkus plastik,” ujar Arisnur.

Di samping makanan, anjungan Tamiang juga menawarkan pengobatan gratis sistem energi holistik akupuntur bagi pengunjung. Pemeriksaan penyakit dengan sistim ini melalui media energi seperti pemeriksaan mata, darah tinggi, kolesterol, sistem organ tubuh. “Tanpa pakai tensi darah sudah diketahui darah tingginya,” ujar spesialis akupuntur, Ardiansyah. “Pengunjung tampak antusias ingin membeli belacan tutuk Tamiang, ikan cang rebung, dan pemeriksaan sistem energi yang disediakan panitia PKA Tamiang,” pungkas Arisnur. (md)

-

Arsip Blog

Recent Posts