Bandung, Jawa Barat - Pelestarian situs arkeologi Goa Pawon di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, membutuhkan dana besar untuk bisa sepenuhnya mempelajari manusia purba yang tinggal di sana. Sebaiknya, pihak asing juga dilibatkan dalam penelitian mengenai manusia purba di Goa Pawon. Empat rangka manusia utuh diperkirakan berusia 5.600 tahun ditemukan dari salah satu ruangan di Goa Pawon yang berlokasi di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, pada 2004. Penemuan tersebut menempatkan Goa Pawon dalam studi mengenai pergerakan manusia pada masa prasejarah.
"Saya yakin, penemuan rangka manusia di Goa Pawon hanyalah bagian kecil dari kehidupan masyarakat pada zaman tersebut di wilayah itu. Diperkirakan masih ada bekas kehidupan di bukit lain ataupun di daerah lembah sekitar Goa Pawon," papar Jean Christophe Galipaud, arkeolog berkebangsaan Perancis, di Bandung Barat, Rabu (12/8).
Dia menegaskan, keberadaan Goa Pawon merupakan aset arkeologi yang sangat berharga di Pulau Jawa. Jawa Barat dengan wilayah yang dipenuhi gunung berapi sangat beruntung memiliki goa yang sebagian besar masih utuh. Dia merujuk pada goa serupa di benua Eropa yang menjadi acuan dalam mempelajari cara hidup orang pada zaman purba.
Dia menyarankan kepada pemerintah untuk membuat studi komprehensif mengenai Goa Pawon meski bisa memakan waktu 10-15 tahun. Konsekuensinya, bakal menyedot anggaran besar. Untuk itulah, opsi meminta bantuan dari dunia internasional sebaiknya dipertimbangkan. Kedatangan Galipaud ke Goa Pawon didampingi ahli geologi dari Institut Teknologi Bandung, Budi Brahmantyo, dan peneliti lain dari Komunitas Riset Cekungan Bandung, T Bachtiar. Rombongan melihat bagian puncak Pasir Pawon yang di atasnya terdapat taman batu, lalu mengunjungi bagian dalam Goa Pawon.
Menurut Budi, diskusi singkat dengan Galipaud memunculkan beberapa kemungkinan baru mengenai manusia purba yang ditemukan di Goa Pawon. Salah satunya, usia rangka yang diperkirakan mencapai 9.500 tahun. "Kalau benar, bisa jadi kerangka di Goa Pawon merupakan kerangka manusia mongoloid tertua yang ditemukan di Indonesia," tutur Budi. Selain itu, salah satu artefak yang ditemukan saat penggalian berupa gigi ikan hiu yang digunakan sebagai aksesori juga diduga berusia lebih tua dari kerangka tersebut. Dari kebiasaan hidup manusia purba, dimungkinkan gigi ikan hiu tersebut diberikan secara turun-temurun selama beberapa generasi.
Sementara itu, eksploitasi karst Citatah di sekitar Goa Pawon masih berlangsung. Gerusannya hingga perbukitan dalam radius 1 kilometer dari Goa Pawon. Padahal, kawasan Goa Pawon dilindungi oleh peraturan gubernur mengenai zonasi sehingga tidak boleh ada penambangan dalam bentuk apa pun hingga radius 400 meter. Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bandung Barat Giat Sugiawan mengatakan, pihaknya hanya memberikan izin kepada perusahaan penambangan di luar zonasi yang ditetapkan di sekeliling Goa Pawon. (ELD)
Sumber: http://koran.kompas.com