Jakarta - Ratusan pengunjung memadati Bentara Budaya Jakarta, Kamis (14/1) malam, untuk menyaksikan pembukaan ”Pameran Candi Prambanan dan Candi Sewu”, salah satu dari tiga situs warisan budaya dunia yang ditetapkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB atau UNESCO.
Pameran itu mengungkapkan latar belakang sejarah Kerajaan Mataram Hindu dan kaitannya dengan Candi Prambanan. Ditampilkan pula sejarah pemugaran dan pemanfaatannya serta perspektif masyarakat mengenai Candi Prambanan dan Candi Sewu. Pameran disajikan dalam bentuk foto, juga fisik nyata komponen candi, baik asli maupun replika. Bebatuan candi yang dipamerkan umumnya berusia lebih dari 1.000 tahun.
Pada malam pembukaan itu digelar sendratari Ramayana (4 babak) dengan durasi yang dipersingkat dari 2 jam jadi 45 menit.
Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Hari Untoro Drajat mengatakan, keberadaan Candi Prambanan dan Candi Sewu merupakan peradaban masa lalu yang sangat tinggi.
”Candi Prambanan yang berlatar belakang Hindu berdekatan dengan lokasi gugusan Candi Sewu yang berlatar belakang agama Buddha. Ini menunjukkan, dalam bangsa kita sejak dulu sudah ada toleransi beragama,” katanya ketika membuka pameran.
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas St Sularto mengatakan, pameran itu adalah kerja sama Bentara Budaya Jakarta dengan Direktorat Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Pameran yang terbuka untuk umum dan berlangsung hingga 24 Januari itu juga diisi diskusi dengan sejumlah tema.
Direktur Peninggalan Purbakala Junus Satrio Atmodjo menegaskan, belajar pada kondisi alam dan lingkungan serta munculnya berbagai ancaman terhadap Candi Prambanan dan Candi Sewu, termasuk ancaman gempa bumi, perlu ditumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan candi. ”Pelestarian candi merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat, swasta, dan pemerintah,” katanya. (NAL)
Sumber: http://oase.kompas.com
Pameran itu mengungkapkan latar belakang sejarah Kerajaan Mataram Hindu dan kaitannya dengan Candi Prambanan. Ditampilkan pula sejarah pemugaran dan pemanfaatannya serta perspektif masyarakat mengenai Candi Prambanan dan Candi Sewu. Pameran disajikan dalam bentuk foto, juga fisik nyata komponen candi, baik asli maupun replika. Bebatuan candi yang dipamerkan umumnya berusia lebih dari 1.000 tahun.
Pada malam pembukaan itu digelar sendratari Ramayana (4 babak) dengan durasi yang dipersingkat dari 2 jam jadi 45 menit.
Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Hari Untoro Drajat mengatakan, keberadaan Candi Prambanan dan Candi Sewu merupakan peradaban masa lalu yang sangat tinggi.
”Candi Prambanan yang berlatar belakang Hindu berdekatan dengan lokasi gugusan Candi Sewu yang berlatar belakang agama Buddha. Ini menunjukkan, dalam bangsa kita sejak dulu sudah ada toleransi beragama,” katanya ketika membuka pameran.
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas St Sularto mengatakan, pameran itu adalah kerja sama Bentara Budaya Jakarta dengan Direktorat Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Pameran yang terbuka untuk umum dan berlangsung hingga 24 Januari itu juga diisi diskusi dengan sejumlah tema.
Direktur Peninggalan Purbakala Junus Satrio Atmodjo menegaskan, belajar pada kondisi alam dan lingkungan serta munculnya berbagai ancaman terhadap Candi Prambanan dan Candi Sewu, termasuk ancaman gempa bumi, perlu ditumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan candi. ”Pelestarian candi merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat, swasta, dan pemerintah,” katanya. (NAL)
Sumber: http://oase.kompas.com