Jakarta - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata atau Kemenbudpar menyatakan, pelaksanaan revitalisasi museum menyangkut citra dan isinya akan dilaksanakan bertahap hingga 2014.
"Revitalisasi museum akan terus terprogram di kementerian kami sampai 2014," kata Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar di Jakarta, Jumat (22/1/2010).
Ia mengatakan, museum harus menjadi fokus perhatian karena bila dibiarkan terus seperti sekarang ini akan semakin sedikit peminatnya.
Menurut dia, museum harus digarap menjadi sesuatu yang semakin menarik agar masyarakat mau berkunjung. "Ini harus menjadi sesuatu yang menarik sebab, bagi sebagian wisman (wisatawan mancanegara), museum justru menjadi tujuan utama," katanya.
Sapta mencontohkan, sebagian besar wisman asal Eropa hampir pasti menyempatkan diri mengunjungi museum di negara yang dikunjunginya. "Itu karena mereka berpendapat, dari museumlah dapat dilihat sejarah peradaban suatu bangsa," katanya.
Ia berpendapat, sudah menjadi hal yang sangat penting dan mendesak untuk memasukkan museum ke dalam agenda promosi pariwisata Indonesia.
Sapta menambahkan, selain membuat peta sejumlah museum yang layak dikunjungi, museum akan lebih menarik bila diperkuat produk-produk buatan yang bisa dijual atau merchandising.
Pihaknya menyatakan, mereka mengandalkan museum sebagai salah satu tujuan wisata yang dipromosikan pada 2010. "Tahun ini bahkan kami tetapkan sebagai tahun kunjungan museum," kata Sapta.
Tahun ini, kata dia, sudah menjadi komitmen bagi pihaknya untuk menjadikan museum sebagai salah satu aset yang dipromosikan kepada wisatawan, baik mancanegara maupun domestik.
Pihaknya juga telah meluncurkan Gerakan Nasional Cinta Museum akhir tahun lalu. Kegiatan itu merupakan gerakan bersama antar-komponen bangsa untuk memperkuat apresiasi masyarakat terhadap nilai kesejarahan dan budaya bangsa melalui peningkatan kualitas pelayanan museum.
Pada 2010, pihaknya menargetkan mampu menjaring 7 juta wisman dengan perolehan devisa 6,75 miliar dollar AS dan menggerakkan wisatawan nusantara sebesar 230 juta perjalanan dengan pengeluaran Rp 138 triliun.
Tahun lalu, Indonesia mampu menjaring 6,459 juta wisatawan mancanegara atau meningkat 0,4 persen dibanding 2008. Adapun pergerakan wisatawan Nusantara pada 2009 sebesar 226 juta perjalanan dari sebelumnya 225,4 juta perjalanan pada 2008.
Menurut Sapta, pariwisata Indonesia yang tumbuh tipis merupakan prestasi di tengah kemunduran sektor pariwisata dunia. "Negara lain, seperti Australia, Singapura, dan Thailand, tumbuh negatif. Kita bisa bertahan padahal mempertahankan target itu adalah suatu perjuangan berat di tengah krisis global," katanya.
Menurutnya, pariwisata Indonesia pada 2009 menghadapi tiga tantangan serius sekaligus sepanjang tahun, yakni kasus flu babi, krisis global, dan terorisme melalui aksi pengeboman.
Meski begitu, Sapta Nirwandar mengatakan bahwa Indonesia pada akhirnya mampu mempertahankan sektor pariwisata, bahkan tumbuh positif.
Sumber: http://oase.kompas.com
"Revitalisasi museum akan terus terprogram di kementerian kami sampai 2014," kata Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar di Jakarta, Jumat (22/1/2010).
Ia mengatakan, museum harus menjadi fokus perhatian karena bila dibiarkan terus seperti sekarang ini akan semakin sedikit peminatnya.
Menurut dia, museum harus digarap menjadi sesuatu yang semakin menarik agar masyarakat mau berkunjung. "Ini harus menjadi sesuatu yang menarik sebab, bagi sebagian wisman (wisatawan mancanegara), museum justru menjadi tujuan utama," katanya.
Sapta mencontohkan, sebagian besar wisman asal Eropa hampir pasti menyempatkan diri mengunjungi museum di negara yang dikunjunginya. "Itu karena mereka berpendapat, dari museumlah dapat dilihat sejarah peradaban suatu bangsa," katanya.
Ia berpendapat, sudah menjadi hal yang sangat penting dan mendesak untuk memasukkan museum ke dalam agenda promosi pariwisata Indonesia.
Sapta menambahkan, selain membuat peta sejumlah museum yang layak dikunjungi, museum akan lebih menarik bila diperkuat produk-produk buatan yang bisa dijual atau merchandising.
Pihaknya menyatakan, mereka mengandalkan museum sebagai salah satu tujuan wisata yang dipromosikan pada 2010. "Tahun ini bahkan kami tetapkan sebagai tahun kunjungan museum," kata Sapta.
Tahun ini, kata dia, sudah menjadi komitmen bagi pihaknya untuk menjadikan museum sebagai salah satu aset yang dipromosikan kepada wisatawan, baik mancanegara maupun domestik.
Pihaknya juga telah meluncurkan Gerakan Nasional Cinta Museum akhir tahun lalu. Kegiatan itu merupakan gerakan bersama antar-komponen bangsa untuk memperkuat apresiasi masyarakat terhadap nilai kesejarahan dan budaya bangsa melalui peningkatan kualitas pelayanan museum.
Pada 2010, pihaknya menargetkan mampu menjaring 7 juta wisman dengan perolehan devisa 6,75 miliar dollar AS dan menggerakkan wisatawan nusantara sebesar 230 juta perjalanan dengan pengeluaran Rp 138 triliun.
Tahun lalu, Indonesia mampu menjaring 6,459 juta wisatawan mancanegara atau meningkat 0,4 persen dibanding 2008. Adapun pergerakan wisatawan Nusantara pada 2009 sebesar 226 juta perjalanan dari sebelumnya 225,4 juta perjalanan pada 2008.
Menurut Sapta, pariwisata Indonesia yang tumbuh tipis merupakan prestasi di tengah kemunduran sektor pariwisata dunia. "Negara lain, seperti Australia, Singapura, dan Thailand, tumbuh negatif. Kita bisa bertahan padahal mempertahankan target itu adalah suatu perjuangan berat di tengah krisis global," katanya.
Menurutnya, pariwisata Indonesia pada 2009 menghadapi tiga tantangan serius sekaligus sepanjang tahun, yakni kasus flu babi, krisis global, dan terorisme melalui aksi pengeboman.
Meski begitu, Sapta Nirwandar mengatakan bahwa Indonesia pada akhirnya mampu mempertahankan sektor pariwisata, bahkan tumbuh positif.
Sumber: http://oase.kompas.com