Pengusaha Diharapkan Kelola Obyek Wisata Sultra

Pemerintah kabupaten dan kota serta masyarakat mengharapkan pengusaha mengelola obyek wisata yang tersebar di 12 kabupate/kota se-Sulawesi Tenggara (Sultra).

Potensi obyek wisata di Sultra cukup banyak dan memiliki ciri dan karakteristik unik yang tidak dimiliki daerah lain di Tanah Air.

Untuk itu diperlukan keterlibatan pengusaha yang lebih serius untuk mengelolanya, kata Kadis Kebudayaan dan Parawisata Sultra, Ibrahim Marsela di Kendari, Minggu.

"Di 2010 ini, kita berharap ada pengusaha yang mau bekerja sama untuk mengelola obyek wisata, termasuk menanamkan modalnya di sektor jasa perhotelan di Sultra," katanya.

Ibrahim Marsela mengatakan, obyek wisata yang diharapkan dapat menarik simpati wisatawan domestik dan mancanegara merupakan obyek wisata alam, peninggalan sejarah dan obyek buatan.

Di Sultra, setiap kabupaten/kota memiliki obyek wisata andalan, yakni Kabupaten Wakatobi dikenal dengan keindahan kerumbuh karangnya dan Buton di kenal dengan pulau ular.

Sedangkan Baubau memiliki benteng keraton, pantai Nirwana dan Kamali. Kemudian Muna memiliki pantai Napabale, Bombana dengan Pulau Sagori, PajongaE dan Goa Watuburi yang di dalamnya terdapat fosil burung rajawali.

Di Kabupaten Kolaka terdapat pantai terpendek salah satu di dunia, yakni Sungai Tamborasi tidak lebih dari 25 meter mengalir ke laut, di Konawe Utara dengan Pantai Taipa dan Konawe dengan pantai Batugong dan Toronipa serta masih banyak lagi.

Kesemua obyek alam itu, kata Ibrahim, merupakan potensi yang menarik bagi wisatawan bukan hanya wisata alam terapi juga kekayaan seni dan budaya yang hampir semua dimiliki di masing-masing kabupaten/kota di Sultra.

Perkelahian kuda di Kabupaten Muna yang dilakukan setiap dua kali setahun, tarian Mondotambe bagi etnis Tolai/Mekongga serta atraksi ayunan mencari jodoh yang dipercaya masyarakat Wakatobi.

Anggota DPRD Sultra, Abdul Hasan Mbou mengatakan, pengalokasian anggaran pembangunan infrastruktur berupa jalan dan jembatan menuju kawasan obyek wisata adalah wujud perhatian pemerintah dan legislatif setempat.

"Saya yakin, bila obyek wisata itu dikelola dengan baik maka akan memberi nilai tambah bagi peningkatan pendapatan asli daerah (pad) dan membuka lapangan kerja," katanya.

Sebagai contoh, Pemkab Wakatobi, dalam setiap tahunnya tidak segan-segan mengalokasikan dana miliaran rupiah untuk membangun infrastruktur berupa sarana hotel setara bintang tiga dan empat dibeberapa wilayah `resort` pantai di daerah itu.

Buktinya, pada tahun 2009, kunjungan wisatawan asing ke daerah yang dikenal sebagai "Wakatobi menuju Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segitiga Terumbu Karang Dunia" mampu mendatangkan wisatawan hingga mencapai antara 4000-5000 orang. (if/IF/ant)

Sumber: http://beritadaerah.com
-

Arsip Blog

Recent Posts