Yogyakarta - Pameran Candi Prambanan dan Candi Sewu yang digelar di gedung Bentara Budaya Jakarta, sejak 15 hingga 24 Januari, dinilai berhasil menarik perhatian sebagian warga ibu kota.
Kegiatan pameran yang bertema `Menjaga Warisan Umat Manusia` itu diselenggarakan bersama PT.Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (PT TWCBPRB) dan Direktorat Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
"Pameran peninggalan purbakala Candi Prambanan tampaknya menarik minat warga Jakarta untuk mengenal lebih dekat tentang warisan budaya nenek moyang ini," kata Kasubdit Registrasi dan Penetapan Direktorat Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Koos Siti Rochmani kepada sejumlah wartawan peserta "press tour" PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (PT TWCBPRB) Yogyakarta, di Jakarta, 17 Januari lalu.
Di hadapan rombongan wartawan Yogyakarta yang mengunjungi pameran tersebut, Siti mengatakan pengunjung pameran ini tampak antusias.
Menurut dia, pengunjung memberikan apresiasi yang cukup baik, dan mereka tampak bersemangat dan penuh perhatian saat melihat sejumlah benda cagar budaya Candi Prambanan dan Candi Sewu yang dipamerkan.
Dalam pameran ini juga dipajang sejumlah foto ukuran besar mengenai pemugaran Candi Prambanan dan Candi Sewu setelah terguncang gempa bumi 27 Mei 2006.
Ia mengatakan pada pameran yang diselenggarakan Direktorat Peninggalan Purbakala Kementerian Budpar bekerja sama dengan PT TWCBPR Yogyakarta dan Kompas Gramedia itu, juga diputar film tentang pemugaran Candi Prambanan setelah mengalami kerusakan akibat gempa.
Menurut Siti, melalui pameran ini diharapkan bisa mengenalkan lebih dekat benda-benda purbakala terutama Candi Prambanan yang telah diakui sebagai warisan cagar budaya dunia kepada masyarakat.
"Pameran ini juga bertujuan menyosialisasikan benda-benda cagar budaya milik Indonesia," kata Siti yang juga ketua pelaksana pameran itu.
Dalam pameran tersebut, kata dia, juga dikenalkan kepada masyarakat mengenai keberadaan Candi Sewu yang lokasinya tidak jauh dari Candi Prambanan.
"Selama ini masyarakat hanya mengenal Candi Prambanan, sehingga melalui pameran ini diharapkan masyarakat juga mengenal Candi Sewu," katanya.
Ia mengatakan melalui pameran itu, juga diharapkan akan terbangun apresiasi masyarakat dalam upaya pelestarian benda cagar budaya. "Sebab, melestarikan benda cagar budaya merupakan kewajiban bersama Bangsa Indonesia," katanya.
Sementara itu, Humas PT TWCBPRB Yogyakarta Aryono mengatakan pameran ini sekaligus menjadi ajang promosi objek wisata yang dikelola pihaknya, yaitu Candi Borobudur, Prambanan dan Candi Ratu Boko.
"Kami ingin mendekatkan objek wisata Candi Prambanan tersebut dengan masyarakat Jakarta melalui pameran ini," katanya.
Menurut dia, pameran dengan menampilkan benda-benda purbakala Candi Prambanan dan Candi Sewu itu merupakan yang pertama digelar di luar Yogyakarta.
Ia mengatakan melalui pameran ini pihaknya ingin menginformasikan kepada masyarakat bahwa Candi Prambanan setelah dipugar pascagempa 27 Mei 2006, saat ini sudah dapat dikunjungi wisatawan dari jarak dekat, atau pengunjung bisa masuk ke kompleks bangunan candi.
"Kami tidak hanya mengelola candi, tetapi kami ikut merawat bangunan candi agar bertahan lama, tidak rusak, dan dapat dilestarikan sebagai warisan budaya nenek moyang bangsa ini," kata Aryono.
Warisan Budaya Dunia
Direktur Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Junus Satrio Atmodjo mengatakan Indonesia saat ini sudah memiliki tiga situs warisan budaya dunia yang ditetapkan UNESCO, yaitu Kompleks Candi Borobudur, Kompleks Candi Prambanan, dan Situs Manusia Purba Sangiran.
Untuk mensosialisasikan situs tersebut kepada masyarakat maka pihaknya menyelenggarakan pameran yang mengangkat salah satu situs warisan budaya dunia, yaitu Gugusan Percandian Prambanan yang meliputi Kompleks Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Lumbung dan Candi Bubrah..
Sejak ditemukan, Candi Prambanan dan Candi Sewu sudah mengalami pemugaran sehingga bisa berdiri megah dan menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara. Namun gempa bumi pada 2006 telah memporakprandakan bangunan candi dalam kompleks tersebut.
"Dengan berbagai dukungan baik dari dalam negeri maupun luar negeri, upaya pemulihan Candi Prambanan dan Candi Sewu berhasil diselesaikan. Walaupun belesai selesai seluruhnya , namun beberapa bangunan candi sudah diresmikan yaitu Candi Brahma, Wisnu dan Garuda," katanya.
Ia mengatakan bahwa belajar pada kondisi alam dan lingkungan serta munculnya berbagai ancaman terhadap candi Prambanan dan Candi Sewu, perlu dibangun apresiasi masyarakat dalam pelestariann benda cagar budaya. Karena pada dasarnya pelestarian tanggung jawab bersama antara masyarakat, swasta dan pemerintah.
"Harapan kami melalui pameran bertema `Menjaga Warisan Umat Manusia` dapat membuka perspektif semuanya dalama melaksanakan pembangunan peradaban dengan tetap berwawasan pelestarian," kata Junus Satrio Atmodjo.
Candi Hindu
Menurut Koos Siti Rochmani candi Prambanan merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang letaknya di perbatasan wilayan provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kompleks candi ini sekitar 17 kilometer arah timur Kota Yogyakarta dan berada di pinggir jalan Yogyakarta-Solo.
Candi ini dibangun pada abad ke 9 Masehi oleh Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya terdiri atas delapan candi di halaman utama dan 224 candi perwara yang didedikasikan bagi Siva sebagai dewa tertinggi, Brahma dan Visnu.
Candi Siva terletak di bagian tengah halaman kompleks memiliki empat buah ruangan yang berisi arca Siva, Agastya, Ganesha dan Durga atau yang disebut Loro Jonggrang sesuai legenda. Pada dinding candi juga terdapat hiasan relief yang menceritakan kisah Ramayana.
"Kompleks candi Prambanan ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 1991," kata Koos Siti Rochmani.
Sumber: http://www.antaranews.com
Kegiatan pameran yang bertema `Menjaga Warisan Umat Manusia` itu diselenggarakan bersama PT.Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (PT TWCBPRB) dan Direktorat Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
"Pameran peninggalan purbakala Candi Prambanan tampaknya menarik minat warga Jakarta untuk mengenal lebih dekat tentang warisan budaya nenek moyang ini," kata Kasubdit Registrasi dan Penetapan Direktorat Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Koos Siti Rochmani kepada sejumlah wartawan peserta "press tour" PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (PT TWCBPRB) Yogyakarta, di Jakarta, 17 Januari lalu.
Di hadapan rombongan wartawan Yogyakarta yang mengunjungi pameran tersebut, Siti mengatakan pengunjung pameran ini tampak antusias.
Menurut dia, pengunjung memberikan apresiasi yang cukup baik, dan mereka tampak bersemangat dan penuh perhatian saat melihat sejumlah benda cagar budaya Candi Prambanan dan Candi Sewu yang dipamerkan.
Dalam pameran ini juga dipajang sejumlah foto ukuran besar mengenai pemugaran Candi Prambanan dan Candi Sewu setelah terguncang gempa bumi 27 Mei 2006.
Ia mengatakan pada pameran yang diselenggarakan Direktorat Peninggalan Purbakala Kementerian Budpar bekerja sama dengan PT TWCBPR Yogyakarta dan Kompas Gramedia itu, juga diputar film tentang pemugaran Candi Prambanan setelah mengalami kerusakan akibat gempa.
Menurut Siti, melalui pameran ini diharapkan bisa mengenalkan lebih dekat benda-benda purbakala terutama Candi Prambanan yang telah diakui sebagai warisan cagar budaya dunia kepada masyarakat.
"Pameran ini juga bertujuan menyosialisasikan benda-benda cagar budaya milik Indonesia," kata Siti yang juga ketua pelaksana pameran itu.
Dalam pameran tersebut, kata dia, juga dikenalkan kepada masyarakat mengenai keberadaan Candi Sewu yang lokasinya tidak jauh dari Candi Prambanan.
"Selama ini masyarakat hanya mengenal Candi Prambanan, sehingga melalui pameran ini diharapkan masyarakat juga mengenal Candi Sewu," katanya.
Ia mengatakan melalui pameran itu, juga diharapkan akan terbangun apresiasi masyarakat dalam upaya pelestarian benda cagar budaya. "Sebab, melestarikan benda cagar budaya merupakan kewajiban bersama Bangsa Indonesia," katanya.
Sementara itu, Humas PT TWCBPRB Yogyakarta Aryono mengatakan pameran ini sekaligus menjadi ajang promosi objek wisata yang dikelola pihaknya, yaitu Candi Borobudur, Prambanan dan Candi Ratu Boko.
"Kami ingin mendekatkan objek wisata Candi Prambanan tersebut dengan masyarakat Jakarta melalui pameran ini," katanya.
Menurut dia, pameran dengan menampilkan benda-benda purbakala Candi Prambanan dan Candi Sewu itu merupakan yang pertama digelar di luar Yogyakarta.
Ia mengatakan melalui pameran ini pihaknya ingin menginformasikan kepada masyarakat bahwa Candi Prambanan setelah dipugar pascagempa 27 Mei 2006, saat ini sudah dapat dikunjungi wisatawan dari jarak dekat, atau pengunjung bisa masuk ke kompleks bangunan candi.
"Kami tidak hanya mengelola candi, tetapi kami ikut merawat bangunan candi agar bertahan lama, tidak rusak, dan dapat dilestarikan sebagai warisan budaya nenek moyang bangsa ini," kata Aryono.
Warisan Budaya Dunia
Direktur Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Junus Satrio Atmodjo mengatakan Indonesia saat ini sudah memiliki tiga situs warisan budaya dunia yang ditetapkan UNESCO, yaitu Kompleks Candi Borobudur, Kompleks Candi Prambanan, dan Situs Manusia Purba Sangiran.
Untuk mensosialisasikan situs tersebut kepada masyarakat maka pihaknya menyelenggarakan pameran yang mengangkat salah satu situs warisan budaya dunia, yaitu Gugusan Percandian Prambanan yang meliputi Kompleks Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Lumbung dan Candi Bubrah..
Sejak ditemukan, Candi Prambanan dan Candi Sewu sudah mengalami pemugaran sehingga bisa berdiri megah dan menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara. Namun gempa bumi pada 2006 telah memporakprandakan bangunan candi dalam kompleks tersebut.
"Dengan berbagai dukungan baik dari dalam negeri maupun luar negeri, upaya pemulihan Candi Prambanan dan Candi Sewu berhasil diselesaikan. Walaupun belesai selesai seluruhnya , namun beberapa bangunan candi sudah diresmikan yaitu Candi Brahma, Wisnu dan Garuda," katanya.
Ia mengatakan bahwa belajar pada kondisi alam dan lingkungan serta munculnya berbagai ancaman terhadap candi Prambanan dan Candi Sewu, perlu dibangun apresiasi masyarakat dalam pelestariann benda cagar budaya. Karena pada dasarnya pelestarian tanggung jawab bersama antara masyarakat, swasta dan pemerintah.
"Harapan kami melalui pameran bertema `Menjaga Warisan Umat Manusia` dapat membuka perspektif semuanya dalama melaksanakan pembangunan peradaban dengan tetap berwawasan pelestarian," kata Junus Satrio Atmodjo.
Candi Hindu
Menurut Koos Siti Rochmani candi Prambanan merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang letaknya di perbatasan wilayan provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kompleks candi ini sekitar 17 kilometer arah timur Kota Yogyakarta dan berada di pinggir jalan Yogyakarta-Solo.
Candi ini dibangun pada abad ke 9 Masehi oleh Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya terdiri atas delapan candi di halaman utama dan 224 candi perwara yang didedikasikan bagi Siva sebagai dewa tertinggi, Brahma dan Visnu.
Candi Siva terletak di bagian tengah halaman kompleks memiliki empat buah ruangan yang berisi arca Siva, Agastya, Ganesha dan Durga atau yang disebut Loro Jonggrang sesuai legenda. Pada dinding candi juga terdapat hiasan relief yang menceritakan kisah Ramayana.
"Kompleks candi Prambanan ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 1991," kata Koos Siti Rochmani.
Sumber: http://www.antaranews.com