Upacara Adat Saparan Bekakak di Sleman

Sleman - Upacara adat Saparan bekakak yang dijadwalkan digelar Jumat 29 Januari di Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), akan dimeriahkan ratusan badut pada saat kirab budaya.

"Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, upacara adat Saparan bekakak pada tahun ini mengusung tema tradisional moderen," kata ketua panitia upacara ini, Frans Haryono, Senin.

Menurut dia, selain menampilkan berbagai potensi dan kesenian tradisional daripuluhan "bregada" (pasukan) prajurit, panitia juga mengundang berbagai komunitas moderen seperti komunitas mobil Willis, Vespa, sepeda "onthel" (genjot), dan mobil hias.

"Bahkan pada tahun ini Saparan bekakak diperkirakan akan lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya, karena dalam kirab budaya yang akan menempuh jalan sepanjang empat kilometer dari Balai Desa Ambarketawang menuju Gunung Gamping ini, dimeriahkan pula dengan ratusan badut, disamping "ogoh-ogoh" dan ’gendruwo’," katanya.

Ia mengatakan upacara adat Saparan bekakak akan diawali dengan upacara pembukaan di Balai Desa Ambarketawang yang dimeriahkan fragmen dengan lakon "Prasetyaning Sang Abdi".

Setelah itu dilanjutkan dengan kirab sepanjang empat kilometer menuju Gunung Gamping sebagai tempat penyembelihan bekakak. "Kirab akan menampilkan tiga kelompok yaitu kelompok prakirab, kirab adat, dan kirab pendukung," katanya.

Menurut dia, kelompok prakirab akan menyajikan komunitas mobil Willis, komunitas Vespa, sepeda "onthel", kelompok tonti (peleton inti) dari sejumlah sekolah menengah atas (SMA) di wilayah Gamping.

Kemudian kelompok kirab adat menampilkan kelompok dari muspika, pasukan berkuda, sejumlah bregada prajurit, serta komunitas kesenian tradisional.

Sedangkan kelompok kirab pendukung meliputi komunitas dari luar Ambarketawang seperti 10 "bregada" dari wilayah Bantul, di antaranya Pedes, Kalipakis, Banguntapan, Imogiri, dan "bregada" Anggabayan.

Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sleman Untoro Budiharjo mengatakan Saparan Bekakak merupakan kegiatan besar budaya, dan bahkan gaungnya sudah nasional, sehingga kehadirannya sangat dinanti-nantikan warga Yogyakarta dan sekitarnya, bahkan oleh wisatawan domestik serta mancanegara yang sedang berada di Yogyakarta.

"Kemasan penampilannya yang dipadukan dengan nuansa badut, tentu akan lebih menarik bagi warga masyarakat dan wisatawan," katanya.

Ia mengatakan terkait dengan kegiatan tersebut pihaknya minta maaf kepada masyarakat umum khususnya para pemakai jalan di jalur yang terpaksa ditutup sementara untuk kirab, termasuk sebagian ruas jalan "ring-road" (jalan lingkar) barat yang juga digunakan untuk kirab ini.

Sumber: http://oase.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts