15 Kesenian Tampil di Monumen Perjuangan

Martadinata, Jabar - Sebanyak 15 seni tradisional dari berbagai daerah di Jawa Barat akan tampil pada Indigeneous Culture Appearance di Monumen Perjuangan Rakyat Jabar (MPRJ), Sabtu (30/10) ini. 15 seni tradisional ini merupakan unggulan hasil seleksi sebelumnya.

Selain pergelaran kesenian, akan dilaksanakan juga deklarasi BUMN yang turut mendukung gelar ekspresi kreativitas seni warga Jabar berbasis etnis. "Rencananya, Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan akan membuka langsung pergelaran seni tradisional tersebut," ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar, Herdiwan di kantornya, Jumat (29/10).

Menurutnya, ke-15 seni unggulan tersebut di antaranya, kesenian benjang, tanjidor, genjring ronyok, bodeh, sisingaan, kuda renggong, langir badong, topeng barong, seni ngarumat, banjet, tarling, musik kenteng, lungsuran daur, kolaborasi musik etnik dan gambang kromong.

"Selain menjadi unggulan, seni tradisional tersebut merupakan kesenian yang sudah langka dan jarang dipentaskan di daerahnya masing-masing. Aneka seni tradisional ini sengaja ditampilkan agar lebih dikenal masyarakat," tandasnya

Herdiwan menjelaskan, digelarnya Indigeneous Culture Appearence 2010 ini untuk mengangkat potensi budaya lokal dan bentuk penghargaan kepada para pelaku seni tradisi yang ada di Jawa Barat. "Potensi budaya lokal ini menjadikan kesenian sebagai daya pikat wisatawan lokal dan mancanegara. Dengan adanya acara ini, kesenian-kesenian tradisional yang ada di Jawa Barat diperkenalkan kepada masyarakat luas," terangnya.

Herdiwan mengatakan, Indigeneous Culture Appearance ini merupakan sebagian kecil dari kesenian yang ada di Jabar. Diharapkan pemilihan kesenian yang dipergelarkan mampu mewakili khazanah seni dan budaya yang ada di wilayah Jabar.

Monju Festival 2010
Sementara itu, Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Jabar bekerja sama dengan Dimeta Internusa Event Organizer juga akan menyelenggarakan Monju Festival 2010, Traditional Music World Meeting. Acara ini digelar pada 19 dan 20 Novemver 2010, di MPRJ, Jln. Dipati Ukur Bandung.

Menurut koordinator publikasi, Edi Purnawadi, musisi yang akan tampil dalam perhelatan musik tersebut adalah musisi dunia yang memiliki karya-karya yang berbasis tradisional, seperti Patrick Shaw Iversen & Rune Broendbo (Norwegia), Colin Bass dan Jenny Weisgerber (Jerman), Kamal Musallam (Dubai), Ron Reeves/ Warogus (Australia-Indonesia), Sarah & Maika Gomez T'Tukunak (Spanyol).

Sementara itu, musisi Tanah Air yang akan ikut merampaikan acara tersebut di antaranya Krakatau, Samba Sunda, Balawan & Batuan Etnik, Dwiki Dharmawan & Barry Likumahua, Vicky Sianipar, Empat Peniti, Namin D'bajidor, Akarkina, Malire, Harry Pochang, Rengkong Itenas, Robot Grup, Glamor, dan Darso.

"Acara ini merupakan kemasan musik kekinian dan pesta musik Nusantara, sebuah perhelatan musik tradisional dunia. Perhelatan musik berskala internasional ini menyajikan materi utama pertunjukan musik dunia yang didukung oleh kegiatan lainnya seperti workshop, diskusi, bazar, dan pertunjukan happening art," jelas Edi melalui siaran persnya yang diterima "GM", Rabu (27/ 10). (B.81/B.96)**

-

Arsip Blog

Recent Posts