Batik, Kerajinan Budaya Lokal yang Harus Dilestarikan

Bandung, Jabar - Potensi-potensi kearifan budaya lokal dapat terlestarikan apabila kita mampu mengangkat serta menjaganya. Termasuk kearifan lokal terhadap kerajinan batik Jawa Barat.

“Kita harus terus melestarikan produk kerajinan batik Jabar yang saat ini terus berkembang. Dengan demikian, kita dapat menggali potensi-potensi budaya lokal untuk diangkat menjadi desain-desain batik populer,” ujar Ketua Harian Yayasan Batik Jabar Komarudin, pada acara Saresehan Batik Jawa Barat III Tahun 2010, dengan Tema “Menggali Potensi Batik ianjur Sebgai Kekayaan Budaya Jawa Barat”, di Kota Bandung, Kamis (11/11).

Menurut Komarudin, acara pameran dan gelar batik Jawa Barat tersebut akan dilaksanakan selama enam hari dari Selasa (9/11) hingga Minggu (14/11). “Pada acara ini juga kita akan memberikan kiat kiat dalam bisnis batik. Misalnya, saat ini tren seperti apa sehingga batik dapat mengikuti perkembangan tren dunia,” tuturnya.

Komarudin mengatakan, pada pameran tersebut terdapat 18 stan batik Jawa Barat yang diwakili oleh setiap kab./kota se-Jawa Barat. “Ada 12 Kab./Kota yang mengikuti acara ini,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melalui siaran presnya, meminta semua pihak untuk bersama peduli melestarikan dan mengembangkan industri kerajinan batik. Apalagi kerajinan batik sudah mendapat pengakuan internasional, ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui badan dunia untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya (UNESCO), menyatakan bahwa batik merupakan salah satu warisan umat manusia yang dihasilkan Bangsa Indonesia.

Sebagai warisan dunia, tentunya batik memiliki nilai lebih. Untuk itu pemanfaatan batik tidak hanya sekadar produk rumahan, tapi lebih dari itu bisa dikembangkan menjadi sebuah industri. “Dengan melestarikan sekaligus mengembangkan batik akan mendorong pertumbuhan industri kerajinan khususnya batik. Pada gilirannya diharapkan dapat mengakselerasi pergerakan perekonomian masyarakat pembatik, sekaligus memperkuat struktur ekonomi Jawa Barat secara umum,” ujar Heryawan.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2009 terdapat 377 pengrajin batik yang tersebar di 16 kabupaten/kota di seluruh Jawa Barat. Jumlah itu belum termasuk 250 pengrajin batik yang terdaftar di Yayasan Batik Jawa Barat. Meski dari segi jumlah belum begitu besar, namun kontribusi penyerapan tenaga kerja cukup signifikan. Ada sekitar 3.796 tenaga kerja yang melakoni batik sebagai mata pencahariannya.

Sementara Ketua event organizer Trihita, Nia K. E. mengatakan, pameran ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kita kepada produk yang semesti dilestarikan. “Buktinya kita harus berebut batik dengan Malaysia. Akan tetapi, Alhamdulillah hak paten batik sebagai kerajinan budaya lokal Indonesia sudah didapatkan,” katanya. (A-194/das)

-

Arsip Blog

Recent Posts