Belitong dan Sail Indonesia 2011

Oleh Jannes Eudes Wawa

Suasana di Pantai Tanjung Kelayang, Belitong, Rabu (13/10/2010) malam, sungguh meriah. Sekitar 130 wisatawan asing peserta Sail Indonesia 2010 membaur dengan masyarakat serta para pejabat pemerintah daerah setempat. Dengan diiringi band dan penyanyi lokal, mereka pun bersama-sama menari hingga mendekati pukul 23.00 WIB.

Sungguh memuaskan acara ini. Kami bisa bergabung dan berpesta bersama masyarakat Belitong. Mereka pun menyambut kami dengan sangat ramah dan tulus. Ini pengalaman yang luar biasa,” kata Simon Bailey, asal Austria.

Belitong, yang terkenal dengan pesona formasi batu granit serta hamparan pasir putih, sudah empat tahun berturut-turut sejak tahun 2007 menjadi tempat persinggahan terakhir peserta Sail Indonesia sebelum meninggalkan wilayah perairan Indonesia. Langkah itu telah memberikan dampak yang positif bagi perkembangan sektor pariwisata di kawasan tersebut.

Tahun 2002, misalnya, wisatawan asing yang mengunjungi Kepulauan Bangka Belitong hanya 126 orang. Akan tetapi, tahun 2008 mencapai 4.221 orang, dan terus meningkat pada 2009 sebanyak 4.449 orang.

Peningkatan juga terjadi pada wisatawan domestik. Tahun 2003, misalnya, wisatawan dalam negeri yang berkunjung ke Bangka Belitong sebanyak 40.549 orang. Jumlah itu terus bertambah dan tahun 2009 mencapai 84.523 orang. Volume tersebut diyakini semakin bertambah setiap tahun.

Harus diakui, Bangka Belitong adalah pemain baru dalam sektor pariwisata. Selama sekitar 300-an tahun, daerah ini tenggelam dalam kemilau timah sehingga keunggulan lainnya, terutama pariwisata sama sekali tidak tergarap.

”Kami baru mulai bergerak untuk sektor pariwisata sekitar tahun 2008. Makanya, masih banyak kekurangan, seperti infrastruktur, penginapan, termasuk promosi. Tetapi, kami akan terus berusaha untuk membenahi sebab Bangka Belitong memiliki magnet besar yang mampu menyedot wisatawan,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bangka Belitung, Yan Megawandi.

Potensi alam
Memang, Kepulauan Bangka Belitong mulai dikenal memiliki pesona yang luar biasa setelah masyarakat menonton film Laskar Pelangi. Dalam film yang diluncurkan tahun 2008 itu ditampilkan gambar-gambar seputar keindahan formasi batu granit Belitong dengan pantai berpasir putih telah menghipnotis banyak orang untuk mengunjungi Kepulauan Bangka Belitong.

Kalangan profesional muda di Jakarta yang gemar bertualang, misalnya, mulai menjadikan Belitong sebagai lokasi untuk berlibur pada akhir pekan. Pilihan itu dilakukan sebab penerbangan dari Jakarta ke Belitong hanya ditempuh selama 45 menit. Jauh lebih pendek waktu tempuhnya jika harus berlibur ke Ujung Genteng di Selatan Jawa Barat yang bakal menghabiskan waktu sekitar tujuh jam dengan mobil pribadi. Bahkan, menderita stres di tengah jalan akibat kemacetan lalu lintas.

Saat ini ada empat penerbangan pesawat berbadan lebar yang setiap hari melayani rute Jakarta-Belitong pergi pulang, yakni Sriwijaya Air tiga kali dan Batavia sekali terbang. Bahkan, pada akhir November 2010 kemungkinan Garuda Indonesia juga akan melayani rute ini.

”Sejak setahun lalu, saya dan beberapa kawan lebih memilih berlibur di Belitong daripada ke Pangandaran, Ujung Genteng atau Carita. Waktu tempuh lebih pendek, ongkos perjalanan serta biaya di tempat tujuan pun lebih murah, bahkan pesonanya jauh lebih indah. Obyek untuk memotret juga banyak dan menarik,” kata Rizky (27), karyawan perusahaan asing di Jakarta.

Pesona hamparan pantai yang indah di Belitong nyaris tersebar merasa di semua pesisir, termasuk pulau-pulau di sekitarnya. Keindahannya tidak cuma pasir putih dan formasi batu granit, seperti di Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Pulau Lengkuas, Pulau Babi, Pulau Burung, Pantai Buki Berahu, dan sejumlah tempat lainnya.

Di sana juga terdapat keindahan bawah laut dengan aneka jenis terumbu karang dan ikan. Itu tersebar di Pulau Bakau, Pulau Gusong Madau, Pulau Buku Limau, Pulau Memperak, Pulau Siadong, Pulau Pemanas, Pulau Keran, Pulau Sekepar, dan pulau-pulau lainnya di wilayah perairan Belitung Timur. ”Kami sangat yakin keindahan alam bawah laut pada perairan di sini takkan mungkin mengecewakan para penyelam,” ujar Bupati Belitung Timur Basuri Purnama.

Untuk akomodasi juga mulai tumbuh bisnis perhotelan. Hingga Oktober 2010, misalnya, ada sekitar 300 unit kamar hotel berbintang dan melati yang dioperasikan di Belitong. Bahkan, dua hotel bintang tiga dibuka pada 2010.

”Sejumlah investor telah menyatakan niat untuk membuka hotel berbintang di Belitong. Ada yang sedang menyiapkan proses perizinan dan konstruksi. Kami pun membentangkan karpet merah bagi para investor,” kata Bupati Belitung Dharmansyah Husein.

Sadar akan potensi wisata yang dimiliki, pemerintah setempat bertekad akan menggelar Sail Indonesia 2011 di Belitong. Kegiatan yang diberi nama Sail Belitong 2011 itu diyakini menjadi media promosi pariwisata kawasan itu ke panggung dunia. Apalagi, Belitong selama empat tahun berturut-turut sejak tahun 2007 telah menjadi tempat persinggahan terakhir peserta Sail Indonesia sebelum melanjutkan perjalanan menuju Malaysia dan Singapura.

”Belitong sangat memenuhi syarat jadi pusat kegiatan Sail Indonesia 2011. Ada kawasan perairan yang luas untuk tempat parkir ratusan perahu layar bertiang tinggi dan memiliki keindahan alam yang layak dinikmati peserta. Lebih penting lagi, adanya dukungan penuh pemerintah provinsi dan kabupaten setempat,” kata Direktur Eksekutif Yayasan Cinta Bahari, Raymond Lesmana selaku penyelenggara Sail Indonesia.

-

Arsip Blog

Recent Posts