Bandung, Jabar - Kompleks percandian Batujaya yang saat ini berada di Kabupaten Karawang, menggunakan teknologi yang sangat canggih pada abadnya berdasarkan jenis temuan arkeologi selama 20 tahun sejak tahun 1985. Penggunaan bata dan bahan pelsteran (vajra-lepa) bahan bangunan candi membuktikan bahwa daerah tersebut memiliki pusat kebudayaan yang tinggi dengan teknologi arsitektur yang maju.
Hal itu dikatakan Arkaelog, Hasan Djafar, saat bedah buku “Kompleks Percandian Batujaya, Rekonstruksi Sejarah Kebudayaan Daerah Pantai Utara Jawa Barat, di Kampus Universitas Pasundan, Jln Setiabudhi, Bandung, Kamis (11/11).
Dia mengatakan, berdasarkan survey dan ekskavasi yang dilakukan sejak tahun 1984 hingga sekarang, telah teridentifikasi 30 situs dari kawasan yang memiliki luas 5 km2. Dari 20 situs yang digali ditemukan sedikitnya 16 sisa bangunan berupa candi, tiga bangunan profan, dan struktur tembok-tembok keliling.
Sementara itu arkeolog T. Bachtiar, mengatakan, pembangunan candi tersebut diperkirakan terjadi pada abd ke lima. Sementara Belanda dengan peralatan bajanya baru datang ke Jawa pada abad ke 18. “Itu berarti mereka memiliki teknologi yang sangat tinggi untuk membuat candi,” ujarnya.
Namun, dia mengatakan, kultur kebudayaan saat itu cenderung tidak suka menularkan ilmu pada orang lain. Hal itu menyebabkan teknologi tersebut tidak diikuti generasi sesudahnya yang membangun kerajaan baru. ‘Misalnya saja pencak silat, ilmunya dirahasiakan karena mereka takut diketahui lalu diserang musuh,” kata dia. (A-185/das)
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com