Disbudpar Semarang Gelar Tari 33 Jam Nonstop

Semarang, Jawa Tengah - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menggelar tarian tradisional selama 33 jam non stop di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang. Kepala Seksi Bidang Pergelaran Kesenian Disbudpar Kota Semarang, Juni Walandari, Sabtu (8/8) mengatakan pergelaran ini juga akan mencetak rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada pergelaran tradisional terlama. "Selama 33 jam pergelaran akan terus berlanjut tanpa henti," katanya.

Ia menjelaskan, pergelaran ini dimulai Sabtu 8 Agustus 2009 pukul 08.00 WIB hingga Minggu 9 Agustus 2009 pukul 19.00 WIB. Pergelaran ini melibatkan 72 sanggar tari, 1.100 orang dari usia delapan sampai 55 tahun dengan jumlah 222 tarian. Jenis tariannya adalah tari tradisional, kreasi, dan klasik. Adapun bentuk tariannya meliputi sendratari, tari bentuk, dan tari rakyat. "Sebenarnya banyak sanggar tari di Semarang yang mengajarkan tari tradisional, tetapi karena tidak ada yang mengurus, akibatnya banyak yang mati," katanya.

Menurut dia, sebelumnya sudah ada pergelaran tari tradisonal yang sama yang memperoleh rekor MURI, yaitu Tari Tayub yang berlangsung di Kabupaten Grobogan selama 30 jam tanpa henti. "Kota Semarang juga ingin mencetak MURI dalam hal tarian, sehingga kami menambah waktu pergelaran," katanya. Ia mengatakan, dengan dikumpulkannya penari-penari di Kota Semarang ini diharapkan mampu mengembalikan semangat para penari khususnya tari tradisional yang semakin hari semakin tidak bergairah. "Saya berharap mereka lebih punya `greget` atau semangat untuk melestarikan kebudayaan Jawa, terutama tari tradisional," katanya. (Ant/OL-06)

-

Arsip Blog

Recent Posts