Kapal Perang Jadi Objek Wisata Dadakan

Manado, Sultra - Rangkaian kegiatan Sail Bunaken yang berlangsung di Manado,12-20 Agustus 2009 mendatang, cukup menarik perhatian penduduk setempat. Salah satunya adalah kedatangan kapal perang dari luar negeri yang sudah mulai merapat di Pelabuhan Bitung mulai Rabu (12/8). Sejatinya mereka akan mengikuti kegiatan Sailing Pass (parade kapal perang) yangberlangsung tanggal 19 Agustus. Menunggu waktu itu datang, kapal mereka pun menjadi objek wisata dadakan. Banyak penduduk maupun wisatawan yang datang melihat kapal.

Beberapa kapal memang open house, pengunjung boleh naik dan melihat-lihat, bahkan berfoto. Salah satunya adalah kapal perang BRP Quezon (PS-70) dari Filipina. Antrian panjang terlihat dipintu masuk. Kapal yang membawa 62 kru itu merapat di Pelabuhan Bitung Rabu (12/8). Mereka menempuh perjalanan selama 22 jam dari General Santos City, Filipina. Stephen Diano, salah seorang Angkatan Laut Fillipina mengatakan ini kali pertama mereka berada di Bitung. "Lautnya bersih ya, saya juga terkejut ternyata antusias pengunjung tinggi. Mereka sampai antri melihat kapal kami," ucapnya dalam bahasa Inggris. Mereka yang ingin melihat-lihat kapal tidak dipungut biaya. Hanya meninggalkan kartu identitas lalu menandai jari kelingking dengan tinta, layaknya tanda pemilu.

Hingga kemarin (13/8) sudah ada lima kapal perang yang merapat yaitu BRP Quezon (PS-70) dari Filipina, HMS Echo dari Inggris, HTMS Phuttha Loeila Naphalal dari Thailand, KD Kedah dari Malaysia, serta RSS Tenacious dari Singapura. Memang tidak semua negara memperbolehkan kapalnya jadi tempat wisata. Kalaupun boleh, mereka membatasi jumlah pengunjung.

Selain di Bitung, rangkaian acara juga dilakukan di Manado yang terbagi didua tempat yaitu kawasan Pantai Mega Mas dan Pantai Malalayang. Kejuaraan nasional selam di pantai Mega Mas, sedangkan perlombaan ski air di pantai Malalayang. Tampak Menteri Perikanan dan Kelautan Freddy Numberi dan Gubernur Sulawesi Utara SH Sarundajang mengikuti pertandingan kejurnas selam. Mengenai kegiatan Sail Bunaken, Freddy berharap apa yang dilakukan bisa mengangkat nama bangsa Indonesia. Sekaligus menjadi ajang promosi. "Makanya kelestarian dan kebersihan laut kita harus benar-benar dijaga," katanya. Di antara beragam even di Sail Bunaken, yang paling ditunggu-tunggu adalah pemecahan rekor dunia yaitu selam massal yang akan diikuti oleh 1500 penyelam (16 Agustus), serta upacara bendera bawah air memperingati HUT RI ke-64.

Ketua Pengprov POSSI Sulut Billy Johannes mengatakan pemecahan rekor ini akan berjalan sukses. Pasalnya, jumlah peserta diperkirakan mencapai 2400 peyelam dari berbagai daerah bahkan luar negeri. Lokasi penyelaman akan dipusatkan di pantai Malalayang. "Sengaja kami pusatkan disana. Kalau di Bunaken tidak bisa, disana kondisi perairannya banyak terumbu karang. Kami kawatir akan merusak ekosistem laut. Kalau di Malalayang lokasinya landai dan berpasir," jelasnya. Gladi bersih dua kegiatan besar ini rencananya akan dilakukan tanggal 15 Agustus, menunggu even kejuaraan selesai. (jan)

Related Posts:

-