Palu, Sulteng - Di musim liburan seperti saat ini, museum seharusnya bisa menjadi tujuan wisata pilihan unggulan keluarga. Pasalnya, selain menjadi salah satu rujukan wisata edukasi, tidak perlu banyak biaya yang perlu dikeluarkan. Hanya bermodal Rp 1.500, pengunjung bisa menyelami kehidupan masa lampau dan kekayaan budaya daerah dengan berkunjung ke Museum Sulawesi Tengah.
Letak Museum Sulteng yang berada di tengah Kota Palu, menjadikannya mudah dijangkau. Akses transportasi juga terbilang lancar. Sehingga bila tidak memiliki kendaraan pribadi, angkutan kota (Angkot) bisa menjadi pilihan jika ingin berkunjung. Waktu tempuh juga tidak memakan waktu lama, hanya perlu 15 menit dijangkau dari pusat kota.
Selain akses transportasi yang mudah, biaya yang dikeluarkan juga tidak merobek kantong, hanya perlu Rp2.500 membayar angkot, jika tergolong penumpang umum. Sementara bila telah sampai di museum, hanya memerlukan uang masuk sebesar Rp1.500 per orang bagi pengunjung umum. Sedangkan bagi anak-anak hanya dibebankan biaya masuk Rp500. Setara dengan harga empat biji permen. "Tiket masuk museum memang belum pernah dinaikkan selama ini. Harga tiket masuk ini sesuai Perda. Tetapi yang sedikit mahal itu turis asing, tiketnya Rp5.000 per orang," ujar Germana (49), salah satu pemandu museum.
Museum Sulteng juga menyediakan jasa pemandu. Tapi tidak perlu khawatir keluar uang ekstra, sebab jasa pemandu memang disediakan secara cuma-cuma. Pemandu bertugas untuk menerangkan segala koleksi milik museum kepada pengunjung. Bukan hanya nama koleksi, namun juga kegunaan serta sejarah koleksi itu sendiri. Sebab itu seorang pemandu dituntut menguasai seluk-beluk koleksi.
"Ada empat pemandu yang bertugas di museum ini. Dua perempuan dan dua laki-laki. Selama museum buka, kami bertugas memandu pengunjung. Waktu kerjanya dari jam 8 pagi sampai jam empat sore. Istriahat jam 12 sampai jam 1 siang, tapi kalua ada pengunjung di jam istirahat, tetap saja kami layani dulu," jelas Germana, Senin (6/7). Perempuan berperawakan kecil ini, lantas menerangkan ada sedikitnya tujuh ribu benda koleksi yang ada di museum. Ribuan koleksi itu terbagi lagi dalam 10 jenis koleksi. Kesepuluh jenis koleksi itu adalah geologika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika, fologika, keramologika, seni rupa, dan teknologika.
Sebagian dari ribuan koleksi itu lantas dipamerkan dalam dua gedung pameran, yaki gedung pameran tetap I dan gedung pameran II. Namun sayang, meski menyimpan ribuan koleksi dengan daya tarik sejarah dan budaya kental, museum rupanya belum menjadi tujuan wisata edukasi bagi warga Palu dan sekitarnya. Sebab berdasarkan catatan di buku pengunjung umum, di bulan Juli ini baru belasan pengunjung yang datang. Karena itu, musem boleh jadi belum menjadi pilihan utama wisata edukasi di daerah ini. "Pengunjung umum, anak-anak dan turis, ada buku kunjungan tersendiri. Yang ini adalah buku kunjungan umum. Mahasiswa atau dosen masuk dalam pengunjung umum," jelas Germana.
Sementara itu, Kepala UPTD Museum Sulteng, Dra Zaitun Fadjar, mengaku, pihaknya telah menerapkan berbagai kebijakan khusus terkait musim liburan kali ini. Zaitun, menuturkan museum akan buka satu minggu penuh, mulai dari Senin hingga Minggu. Padahal dihari biasa, museum hanya buka dari Senin sampai Jumat, mengikuti jam kerja di UPTD Museum Sulteng. Harga tiket masuk juga tetap tidak dinaikan.
Sedangkan, upaya lainnya juga dilakukan. Seperti upaya perbaikan vitrim atau tempat koleksi dipajang. Zaitun, menuturkan dalam waktu dekat juga akan dilakukan penambahan koleksi tetap, yakni baju pengantin etnis Kaili. "Ini semua demi untuk meningkatkan arus pengunjung di masa liburan seperti ini. Disamping juga kami juga ada program untuk menyukseskan Visite Museum 2010," tandas Zaitun.(radarsulteng)
Sumber: http://www.radarsulteng.com 9 Juli 2009