Tanjungpinang, Kepri - Setelah sukses menggelar Festival Sungai Carang (FSC) tahun 2014 kemarin, Batam Pos Group bekerja sama dengan Pemko Tanjungpinang dan Pemprov Kepri akan kembali menaja hajatan yang banyak disebut orang sebagai mengangkat batang terendam. Hal ini pula diakui Ketua Dewan Kesenian Kepulauan Riau (DKKR), Husnizar Hood.
”Gagasan Pak Rida membuat FSC tahun lalu itu sudah luar biasa. DKKR sangat mendukung. Karena FSC bisa memulangkan lagi ingatan orang akan lokasi yang tercatat besar dalam sejarah, tapi sudah banyak dilupakan orang,” kata Husnizar dihubungi Batam Pos, Rabu (10/12).
Keberanian Rida K Liamsi melabeli festival yang akan digelar kali kedua 6-24 Januari 2015 mendatang itu dengan Festival Sungai Carang juga dinilai Husnizar sebagai sesuatu yang mahal. ”Apatah tidak, karena selama ini kita semua sudah lupa Sungai Carang itu apa. Apalagi, daerah itu juga sudah rusak karena pertambangan,” ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepri ini menilai, pergelaran FSC bisa jadi pemicu adu kreatifitvs para seniman yang ada di Kepri. ”Pentas-pentas yang disajikan tahun 2014 benar-benar memeras pikiran. Seniman dituntut bisa sama-sama mengusung semangat mengangkat batang terendam itu,” ungkap Husnizar.
Pada penyelenggaraan perdana tahun lalu, Husnizar bersama Sanggar Tari Sanggam menyajikan suguhan fenomenal berupa garapan tari kolosal berjudul Sungai Cinta yang disadur dari novel Bulang Cahaya karya Rida K Liamsi. Pertunjukan tari itu bahkan tidak hanya disuguhkan penari lokal saja. Para penari Sanggam diajak berkolaborasi dengan Eko Supriyanto, penari asal Solo yang sempat menjadi penari latar pada konser Madonna beberapa waktu lalu.
”Mengajak Eko itu juga bagian dari semangat menduniakan FSC. Terbukti, Eko benar-benar menyukai garapan tari Melayu kok. Para penari lokal juga banyak belajar dari Eko,” ujar Husnizar.
Pada penyelenggaraan tahun kedua 2015 nanti, panitia dari Batam Pos Group masih menyajikan lomba perahu hias yang sebelumnya diikuti perwakilan dari 10 kampung yang ada di Tanjungpinang. Kemudian ada sajian baru yang akan digelar pada hajatan kedua ini. Yakni, lomba memasak berbahan dasar mie. Ini merupakan serangkaian inovasi yang telah lama dipikirkan panitia untuk mengerek FSC menjadi sebuah festival, yang menggaung di tingkat internasional dan menjadi festival yang ditunggu pelancong dari mancanegara. Seperti itulah cita-cita besar Rida K Liamsi.
Sumber: http://batampos.co.id