Kenang Sejarah dan Keindahan Benteng Kuto Besak Palembang

Palembang, Sumsel - Duduk menikmati beragam pemandangan dari pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang memang sangat menyenangkan, terutama pada pagi, sore, dan malam hari. Beragam wisata sejarah yang ada di sekelilingnya membuat para pengunjung betah berlama-lama di tempat tersebut. Sejak dipugar menjadi Plaza, BKB telah terkenal hingga ke mancanegara. Dulu, pelataran BKB dikenal sebagai lokasi pasar buah yang kumuh. Nama benteng terkenal karena menjadi lokasi pemberhentian angkutan kota yang selalu diteriakkan kernet. Lokasi itu kemudian diubah. Para pedagang dipindahkan. Pelataran BKB dibersihkan dan disulap menjadi plaza dan dibangun menjorok ke Sungai Musi.

Ketika selesai, BKB menjadi andalan wisata yang dipamerkan ke seluruh dunia. Bangunan sejarah yang ada di sekelilingnya pun dipercantik. Jembatan Ampera peninggalan Penjajah Jepang dicat cerah. Pinggirannya diberi lampu sehingga tampak hidup dan berubah-ubah warnanya. Di puncak menara Ampera terdapat lampu sorot yang berputar menari-nari pada malam hari. Bangunan utama BKB sendiri ikut dipoles dengan cat putih. Dinding benteng dengan panjang 288,75 meter dan lebar 183,75 meter serta tinggi 9,99 meter (30 kaki) dan tebal 1,99 meter (6 kaki), diberi lampu sorot yang menerangi dinding terutama pada malam hari.

Di samping BKB terdapat Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II. Gedung sejarah yang diubah menjadi museum ini juga menjadi salah satu objek wisata andalan. Bangunan gedung yang unik dan memiliki karakteristik merupakan ciri khasnya Rumah rakit yang menjadi ciri khas lainnya ikut dipercantik. Pemerintah memberikan bantuan berupa cat kepada pemilik rumah rakit agar rumahnya tampak indah. Tak pelak, BKB kini menjadi andalan wisata utama di Kota Palembang. Di tempat itu juga sering digelar kegiatan-kegiatan akbar seperti konser musik bertaraf nasional maupun internasional.

ika tidak ada kegiatan, pemandangan di sekitar BKB tetap tidak membosankan. Lalu lintas sungai serta rumah rakit dan kegiatan masyarakat di pinggir sungai menjadi pemandangan yang tidak menjemukan terutama pada bulan Ramadan. Imelda, salah seorang pengunjung BKB, Jumat (28/8) mengatakan, pemandangan di BKB terutama pada malam hari sangat memesona. Hembusan angin yang cukup deras ditambah suara gemuruh perahu sungai mampu menghilangkan stres yang dialaminya.

Jika ada waktu, ia pasti menyempatkan diri datang ke BKB guna menikmati pemandangan di sekitarnya sambil menunggu azan maghrib. Tak jauh dari BKB terdapat pasar bedug sehingga ia tak terlalu kesulitan mencari menu berbuka puasa. Atau bagi yang ingin berbuka di atas ketek yang mengapung, terdapat sebuah ketek terapung yang menyediakan beragam makanan kecil. Dengan harga yang murah, suasana berbuka akan lebih seru karena ketek akan bergoyang-goyang dihantam ombak yang datang. (muksin try marnandez)

-

Arsip Blog

Recent Posts