Ribuan Janda Pantura Melacur di Jakarta

Jakarta - Kemiskinan terus mendera rakyat kecil. Cuaca ekstrem memperparah penderitaan karena pertanian gagal panen. Itu pula yang menyeret ribuan wanita muda dan janda asal pantura terjerumus ke lembah nista. Demi hidup, mereka rela menjual diri jadi pelacur di Jakarta. Akibatnya, Ibukota semakin sesak dengan pelacur baru.

Contohnya di kawasan prostitusi Rawamalang, Jakarta Utara. Lurah Cilincing Tulus Harjo mengakui jumlah pelacur di sana naik 20 persen. “Data sebelum Lebaran ada sekitar 250 hingga 300 wanita penghibur. Tapi setelah Lebaran ini, ada sekitar 300 hingga 350 PSK,” ungkap lurah, Selasa (12/10).

Dewi 25, asal Indramayu, Jawa Barat, mengaku terjun ke lokalisasi Rawamalang lantaran sulit untuk bisa mendapatkan uang. “Apalagi sawah di kampung tak bisa dipanen, memaksa saya datang ke Jakarta. Di sini bisa dapat uang dan mana tahu nanti bisa jadi istri simpanan,” ujar janda muda yang baru sebulan di Jakarta.

Hal senada disampaikan Muri, 21, yang terjun jadi pelacur setelah menjadi janda usai Lebaran. Baginya, terjun ke dunia malam ini sangat menjanjikan, apalagi penghasilan yang didapat sangat menjanjikan. “Kami melayani tamu dalam semalam bisa mendapatkan uang Rp300 ribu, dan itu belum termasuk uang tips lainnya” kata Muri.

Pindah Lokasi
Kemiskinan menjadi faktor tunggal begitu banyak perempuan terjun ke dunia hiburan di Jakarta. Tak hanya di Rawamalang, mereka juga mangkal di pinggir jalan seperti di Jalan Hayamwuruk-Gajahmada, Runway Kemayoran, dr. Sahardjo, Manggarai, Letjen Suprapto, Tubagus Angke, Melawai Raya, dan seabrek lokasi lainnya.

Selain itu, terlihat di pangkalan rumah bordil Rawamalang, Cilincing, Jakarta Utara, Bongkaran, Tanahabang, bekas Terminal Damri Kemayoran, Taman Prumpung, Jatinegara, terdapat ratusan pelacur tiap malam.

Seorang manajer hiburan malam di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat, mengungkapkan arus pelacur baru begitu ramai setelah Lebaran, ditambah lagi dengan banyak gagal panennya padi di pantura akibat cuaca ekstrem.

“Daripada susah makan ya banyak yang jadi pelacur. Satu lokasi hiburan kelas atas bisa menampung sampai 200-an wanita yang semuanya bisa diajak kencan seks. Kalau tempat hiburan kecil cuma menampung puluhan wanita. Padahal di Mangga Besar aja ada lebih dari 100 tempat hiburan. Ceweknya ya bisa ribuan. Sebagian besar dari Pantura,” tutur Hendra F, manajer itu.

Berdasarkan data Paguyuban Pengusaha Rekreasi dan Hiburan Umum (PPRHU) saat ini sekitar 400.000 pekerja di dunia hiburan. sebanyak 60 persen di antaranya perempuan.

Sebagian dari perempuan tersebut, ada yang secara terbuka menjajakan diri sebagai pelacur, sebagian lainnya menyamar sebagai pemandu karaoke, tukang pijat, dan sebagainya namun ujung-ujungnya bisa dibooking ke kamar mesum.

Razia Pelacur
Maraknya praktir pelacuran itulah yang mendorong petugas gabungan Polsek Metro Kemayoran dan Satpol-PP menggelar razia pelacur di Gang Laler. Sebanyak 14 pelacur tertangkap dan langsung dikirim ke Panti Sosial Cipayung, Jaktim untuk mendapatkan pembinaan dan keterampilan.

Petugas yang dipimpin Kapolsek Kompol R. Sitinjak, saat datang ke lokasi tersebut sempat membuat kaget ratusan wanita muda berpakaian seksi tersebut. “Cepat, masuk gang. Razia datang,” teriak sejumlah pria, yang diperkirakan germo pelacur.

Dengan sigap, wanita-wanita bertubuh montok dan sekel ini masuk ke Gang Lalar yang terkenal padat. Mereka langsung masuk ke rumah-rumah petak yang menjadi tempat tinggalnya. Namun 14 wanita yang tercecer dari kelompok langsung disergap petugas. (joko/wandi/silaen/ak/aw)

-

Arsip Blog

Recent Posts