Melihat Danau Biru di Linggang Bigung

Kubar, Kaltim - Hari besar seperti Lebaran, Natal, atau libur sekolah, objek wisata selalu menjadi sasaran pengunjung. Maklum, di Kutai Barat (Kubar) belum ada tempat refreshing alternatif seperti mall atau pusat perbelanjaan layaknya di kota besar. Objek wisata di Kubar memang banyak. Namun, yang lebih dekat dari Barong Tongkok, ibukota kabupaten dan sering dikunjungi hanya ada beberapa. Di antaranya adalah Cagar Alam Kersik Luway dan Air Terjun Jantur Gemuruh di Kecamatan Sekolaq Darat. Kemudian di Barong Tongkok juga ada Air Terjun Ombau, dan Lamin Adat di Pepang Eheng. Di Melak ada Danau Barong. Di Linggang Bigung ada Danau Aco, dan lainnya.

Yang terbaru adalah Danau Biru. Letak Danau Biru tak jauh dari pemukiman warga Linggang Bigung. Jaraknya sekitar 900 meter, masuk ke kiri dari jalan poros ibukota Kecamatan Linggang Bigung ke jalan Kampung Melapeh Baru. Persimpangannya, persis di depan Kantor Balai Penyuluhan Pertanian Linggang Bigung. Namun jalannya masih tanah, jika hujan jalanan licin. Kondisi danaunya diapit dua bukit. Lebarnya 34 meter dan panjangnya 300 meter di atas lahan 19 hektare. Ketika pengunjung masuk ke areal objek wisata itu, berhadapan langsung dengan kantin yang berada di kaki bukit.

Ketika pelancong menghadap arah depan danau, sebelah kanan dan kiri mengapit danau, ada dua bangunan kayu. Rata-rata kayu ulin. Panjangnya masing-masing sekitar 25 meter dan lebar sekitar 2 meter. Motif bangunan ada ukiran etnis Dayaknya. Di dalam bangunan itu disiapkan tempat duduk dari kayu yang bisa memuat ratusan pengunjung. Dua bangunan itu bantuan Pemkab Kubar melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kubar. Untuk fasilitas bermain ada di danau. Pengunjung disiapkan 2 sepeda air dari fiber, 3 perahu kayu, dan puluhan ban dalam bekas. Jika bermain perahu atau mandi harus hati-hati, karena di tengah danau bisa menenggelamkan orang dewasa degan kedalaman 4 meter.

“Danau ini aslinya bernama Pesuq. Namun karena airnya berwarna biru sehingga pengunjung lebih suka menyebutnya Danau Biru. Kami pun akhirnya sama menyebutkan Danau Biru,” sebut Reni didampingi suaminya Rusnadi pemilik Danau Biru, baru-baru ini. Reni menyebutkan, Danau Biru ini terbuat hasil karya suaminya yang membendung Sungai Pesuq menggunakan alat berat beberapa tahun lalu. Danau Biru yang dibuka menjadi objek wisata untuk umum mulai Februari 2009. Sebelumnya hanya digunakan untuk kalangan keluarga sendiri. Setelah dibuka untuk umum, banyak pengunjung yang datang. “Kalau hari Sabtu dan Minggu, hingga puluhan warga yang berkunjung ke sini,” kata Reni.

Pengunjungnya ada yang bermalam dengan membuat kemah, dan ada pula sekadar menikmati indahnya danau sembari bermain menggunakan sepeda air, perahu, dan mandi menggunakan ban. Ada juga sekelompok pengunjung yang membakar ikan yang dibawa sendiri. “Ke depan, di sini juga akan dibuka kolam ikan. Jadi pengunjung bisa mancing sambil menikmati ikan bakar,” ditambah Rusnadi. Dari fasilitas yang disediakan, pengunjung bisa menyewanya. Untuk satu sepeda air Rp 20 ribu per jam. Kemudian, satu perahu kayu sewanya Rp 10 ribu per jam. Berikutnya bagi pengunjung yang mau mandi dan belajar berenang disiapkan juga puluhan ban dari tiga ukuran, kecil, sedang, dan besar. “Kalau yang kecil sewanya Rp 2 ribu, ban ukuran sedang Rp 3 ribu, dan ban besar Rp 4 ribu per jamnya,” terangnya. (rud)

-

Arsip Blog

Recent Posts