Menikmati Keunikan Pisang Goreng Simanalagi

Bandung, Jawa Barat - Pisang goreng memang makanan yang merakyat. Hampir setiap orang pernah mencicipi kudapan murah meriah ini. Namun suguhan berbeda disajikan Pisang Goreng Simanalagi di Jalan Dalem Kaum No 10 Bandung. Meski tempatnya tidak terkesan eksklusif, sajian pisang gorengnya dijamin membuat lidah anda bergoyang. Berawal dari ide Yohana Rukiyah (Ny Tijong) yang mulai berjualan pisang goreng sejak tahun 1948. Perjalanan usaha selama 63 tahun ini terus dijaga kualitasnya sehingga membuat olahan pisang ini terus diminati.

"Tadinya jualannya tidak di kedai seperti sekarang. Masih di pinggir jalan, tapi sejak awal kami sudah menggunakan pisang yang berkualitas. Hingga sekarangpun suppliernya tetap sama. Alhasil kami tetap bisa eksis hingga sekarang," tutur Caroline, pengelola Pisang Goreng Simanalagi. Saat ini, Pisang Goreng Simanalagi telah memasuki generasi kedua. "Ibu Yohana sekarang masih ada, hanya saja karena sudah tua sehingga harus beristirahat di rumah. Jadinya saya meneruskan usahanya," tambah Caroline.

Ada empat menu pisang goreng yang menjadi andalan pisang goreng simanalagi, pisang goreng tanduk, pisang goreng kipas, pisang goreng raja dan gegodoh. Yang membedakan keempat pisang goreng ini adalah jenis pisang dan cara mengolahnya. Tidak seperti kebanyak penjua pisang goreng, bahan yang digunakan adalah pisang tanduk dan pisang raja. "Kalau kebanyakan penjual pakainya pisang nangka, itu saja membuat rasanya sudah beda," ujar Caroline. Untuk pisang goreng kipas, pisang tanduk diiris tipis-tipis sebelum disusun bentuk kipas, dicampur tepung lalu digoreng dengan minyak panas. Rasa renyah dan crispy berpadu dengan manisnya pisang.

Lain lagi dengan gegodoh. Sajian pisang goreng yang satu ini menggunakan pisang yang sudah sangat matang. Hasilnya, tanpa perlu diberi gula pisang goreng pun sudah terasa manis. Menurut Caroline, rasa manis ini berasal dari sari madu yang dikeluarkan pisang. Efeknya, pisang menjadi sangat lembut dan legit dilidah. Usai makan yang manis-manis, saatnya tenggorokan disegarkan dengan es sarsaparila. Minuman tradisional yang terbuat dari sari daun sirih ini, rasanya mirip rootbeer. Sedikit pedas campur manis dan diberi taburan es batu. Sangat cocok melegakan setelah seharian berpuasa.

Soal harga, pasti bersahabat di kantong. Untuk pisang goreng, berkisar antara Rp 1.500 hingga Rp 2.000 per buah. Sedangkan es sarsaparila dibanderol Rp 4.000 per gelas. Jika tertarik mencoba, apalagi untuk dijadikan menu berbuka, baiknya datang sebelum pukul 18.00 WIB pasalnya pada jam-jam tersebut banyak pengunjung antre untuk berbuka di sana. Selain itu, kedai Pisang Goreng Simanalagi juga tidak berjualan pada hari Senin. (dip/ema)

-

Arsip Blog

Recent Posts