Pagaralam Menjadi Tujuan Wisata Sejarah

Pagaralam, Sumsel - Wisata sejarah akan terus dikembangkan agar menjadi salah satu andalan Kota Pagaralam, Sumatera Selatan. Hal ini diungkapkan Wakil Wali Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Hj Ida Fitriati M Kes, di Pagaralam, Minggu (31/10/2010).

"Selain memiliki keindahan alam yang menakjubkan, di Pagaralam juga banyak ditemukan peninggalan purbakala yang telah berusia ribuan tahun," kata Ida.

Menurut Ida, Pagaralam merupakan salah satu kota tujuan wisata andalan di Sumatera Selatan (Sumsel) dengan motto bersih, sejuk, aman dan ramah (Besemah). Motto itu sesuai dengan kesejukan iklim dan kesuburan alam yang menjadi salah satu modal pengembangan potensi wisata yang luar biasa di Pagaralam.

Daerah ini memiliki potensi wisata alam yang bernilai jual tinggi meliputi panorama keindahan alam Gunung Dempo, hutan, dan ratusan air terjun yang tersebar pada lebih 30 titik. Selain itu, Pagaralam mempunyai ribuan situs purbakala. Belum lagi kota ini memiliki seni dan budaya Besemah yang juga dapat menarik wisatawan.

"Pembangunan sektor pariwisata menjadi prioritas utama di Kota Pagaralam," ujar Ida.

Ida menambahkan sesuai dengan visi dan misinya, Pagaralam juga merupakan kota agrobisnis dan pariwisata bernuansa Islami yang didukung dengan potensi alamnya. Pemkot setempat telah melakukan berbagai terobosan untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor utama penggerak ekonomi kerakyatan.

"Kalau semua keunggulan di sektor pariwisata sudah dikembangkan, diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi masyarakat, selain bidang pertanian atau agrobisnis," katanya.

Dalam hal peninggalan sejarah, Pagaralam sudah cukup terkenal bukan saja di kawasan Eropa, tapi juga di kawasan benua Amerika. Buktinya hampir setiap tahun terdapat wisatawan mancanegara dari negara tersebut yang melakukan penelitikan tentang megalit atau situs purbakala, seperti dari Amerika Serikat, Belanda, Kanada, dan Australia.

Benda bersejarah yang sudah ditemukan di Pagaralam, papar Ida, antara lain arca manusia dalam berbagai bentuk, kubur batu, candi batu tulis, kursi batu, ranjang batu, dolmen, menhir, termasuk penemuan kampung megalit di Kecamatan Dempo Selatan.

Namun Pagaralam saat ini masih perlu melakukan pembenahan dalam berbagai bidang untuk mendukung pengembangan wisata sejarah. Termasuk berjuang agar masuk menjadi kawasan cagar budaya. Pemkot setempat juga berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur pedesaan.

"Kami sudah membangun semua fasilitas yang diperlukan untuk mendukung terwujud Pagaralam sebagai daerah wisata andalan Sumsel, seperti sarana transportasi pedesaan, termasuk membangun lapangan terbang," kata Ida.

Ia mengatakan kendala utama sektor pariwisata adalah keterbatasan sarana transportasi. Sebagai contoh, perjalanan dari Kota Palembang sebagai ibukota Provinsi Sumsel ke Pagaralam harus ditempuh dengan menggunakan kendaraan angkutan umum, berupa bus angkutan kota antarprovinsi (AKAP) dan angkutan kota dalam provinsi (AKDP) yang memakan waktu sekitar tujuh jam. Padahal, jika menggunakan pesawat terbang hanya perlu waktu sekitar 45 menit.

"Sebetulnya inilah alasan Pagaralam membangun lapangan terbang. Bisa dibayangkan kalau kunjungan wisatawan ke Pagaralam di atas ratusan ribu orang per tahun, tentu sektor ekonomi masyarakat kecil akan lebih diuntungkan," katanya.

Tahun 2010 ini, wisatawan yang ke Pagaralam mencapai 12.000 orang dengan kondisi fasilitas masih serba terbatas.

Karena itu, menurut Ida, untuk mendukung tekad Pagaralam menjadi daerah utama sasaran kunjungan wisatawan itu perlu kerja keras berupa promosi yang gencar dan peningkatan kesiapan sumberdaya manusia yang handal, serta melakukan pembenahan secara menyeluruh.

"Selain itu, pemerintah daerah saat ini lebih fokus dalam pengembangan ekonomi kerakyatan yang terus dijalankan," ujar dia.

Ida berharap pemerintahan dan warga Kota Pagaralam nantinya harus bersiap menyambut daerahnya sebagai cagar budaya yang menjadi kebanggaan Sumsel.

-

Arsip Blog

Recent Posts