Jakarta - Sekitar 200 warga Welington, Selandia Baru, pada Selasa antusias menyaksikan konser gamelan Jawa yang digelar KBRI di ibukota negara tersebut terutama saat mendengarkan pesinden asing melantunkan beberapa lagu dengan "cengkok" khas Jawa.
Siaran pers yang diterima Antara di Jakarta menyebutkan kerja bareng dengan Club Johnsonville, Selandia Baru itu digelar dalam rangka mempererat hubungan antara masyarakat kedua negara.
Dengan ditemani sejumlah pemain gamelan yang berasal dari New Zealand School of Music (NZSM), Universitas Victoria, Selandia Baru, pesiden cantik itu tampil meng-Indonesia dengan tampilan kebaya dan pakaian batik yang dikenakan para pemain musiknya.
"Ketika musik gamelan Jawa semakin langka peminat di Tanah Air, di Selandia Baru justru menjadi ikon budaya Indonesia yang cukup diminati. Gamelan akhirnya dipilih sebagai upaya untuk lebih mendekatkan konektivitas budaya kedua negara," kata Kepala Perwakilan RI/Kuasa Usaha KBRI Wellington, PLE Priatna.
Padhang Moncar, nama kelompok grup gamelan itu, diberikan almarhum Dubes RI untuk Wellington, Abdul Irsan, saat itu tampil unik dengan pesiden yang fasih melantunkan cengkok lagu berbahasa Jawa.
"Ibu Pertiwi sudah memberi segalanya kepada manusia. Memberi rejeki bagi mereka yang berbakti," demikian alunan lagu dalam bahasa Jawa kuno yang dilafalkan Briar Prastiti dengan penuh penjiwaan.
Sementara itu, pengarah seni dan ketua kelompok gamelan Padhang Mochar Budi Putra mengatakan, melalui gamelan kita pererat tali persaudaraan, sehingga bias benar-benar hidup dan saling mengenal dan pada akhirnya saling percaya. Gamelan menjadi instrument komunikasi budaya kita dengan warga Selandia Baru.
Grup gamelan yang berbasis di New Zealand School of Music, Wellington, SelandiaBaru itu sudah tiga kali tampil meramaikan pesta musik dua tahunan terbesar Negara tersebut di World Music and Dance (Womad)-New Plymouth.
Festival musik yang menyedot jumlah pengunjung hingga 25.000 orang dalam sehari. Mereka juga sudah berkeliling Indonesia sejak 1993 hingga sekarang di beberapa kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Solo, Malang dan Bali.
Seni gamelan diperkenalkan pertama kali di Selandia Baru oleh Dr. Allan Thomas, ahli antropologi dan dosen ethno musikologi pada School of Music, Universitas Victoria, Wellington, dengan membawa seperangkat gamelan Cirebon yang cukup tua dan antik pada 1975.
Almarhum Thomas berjasa dalam memperkenalkan musik gamelan sebagai budaya Indonesia di Selandia Baru. Ia mengajarkan gamelan sebagai program studi musikologi di School of Music, Victoria University, hingga tahun 1979.
Sumber: http://www.antaranews.com