Melestarikan Budaya Lewat Pekan Bumi Kasturi

Kapuas Hulu, Kalbar - Bupati Kapuas Hulu AM Nasir menilai budaya daerah dewasa ini mulai terkikis. Untuk itu, karenanya orang nomor satu memberikan apresiasi kepada masyarakat yang menggelar kegiatan untuk melestarikan budaya daerah di tengah-tengah masyarakat.
"Event ini merupakan salah satu usaha melestarikan adat dan budaya, khususnya melayu yang semakin hari terasa makin ditinggalkan. Walaupun awalnya event ini dibuat secara sederhana, tapi lambat-laun kita berharap dikemas secara baik," kata Nasir.
Dewasa ini, seni dan budaya daerah mulai luntur. Ini dapat dilihat bagaimana masyarakat, terutama generasi mudah lebih bangga membawa tarian modern dari pada tarian tradional. Mereka juga bangga menggunakan pakaian modern dari pada pakaian adat. "Budaya kita hampir terkikis. Melalui even ini bagaimana mempertahankan dan melestarikan potensi-potensi kebudayaan yang ada di Kapuas Hulu," harap Bupati.
Diceritakan Bupati, bagaimana ia beberapa hari yang lalu sempat menjadi pembicara di APEC yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali. Dipilihnya kabupaten paling timur Kalbar ini, lantaran Kapuas Hulu sebagai kawasan konservasi dan menerapkan pembangunan ekowisata.
"Kabupaten Kapuas Hulu yang memang dari kultur alam melalui dua taman nasionalnya, sehingga kabupaten Kapuas Hulu dipercaya memaparkan tentang ekowisata dan dikaitkan dengan Hear of Borneo (HoB)," jelasnya.
Bali, lanjut Nasir untuk meningkatkan PAD hanya mengandalkan sektor wisatanya. Kapuas Hulu pun sebenarnya bisa mengandalkan sektor wisatanya, apalagi kultur dan alamnya mendukung. Hanya saja selama ini wisata Kapuas Hulu kurang dikemas secara maksimal.
"Untuk mendongkrak pariwisata kita tidak hanya bisa mengandalkan dana dari pemerintah daerah, tapi juga seni dan budaya dimasyarakat yang harus dipertahankan," ucap Nasir.
Dengan digelarnya PBK ini, tentu merupakan salah satu untuk memantapkan seni dan budaya. Pasalnya tanggal 5 Desember nanti, Kapuas Hulu kembali akan menggelar Festival Danau Sentarum-Betung Kerihun (FDS-BK). Bahkan saat memberikan pemaparan di Bali, Nasir mengaku banyak pengusaha sektor pariwisata minta diundang. "Sehingga mungkin FDS-BK akan lebih ramai dari sebelumnya," ujarnya.
Selanjutnya, Nasir mengatakan budaya dan pariwisata merupakan dua unsur yang saling mendukung dan melengkapi. Melalui pariwisata, diharapkan dapat mengenalkan budaya daerah diluar Kapuas Hulu. Sehingga dapat dijual keluar dan dalam negeri. Bila ini berhasil tentu dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kepala Dinas Budpar Alexander Rombonang mengatakan PBK ini lahir dari masyarakat dari ide yang kecil. Tapi melalui semangat yang luar biasa dan dikemas dengan baik akhirnya PBK layak dijual.
"Kedepan kita coba kembangkan kembali, dan kami sudah komitmen dengan panitia PBK ini akan dijadikan event tetap dilaksanakan dua tahun sekali," ungkapnya.
Salah satu sektor pembangunan di Kapuas Hulu adalah ekowisata. Oleh karenya pemda melalui Disbudpar berusaha maksimal mengembangkan potensi wisata yang potensinya banyak di Kapuas Hulu.
"Kami juga akan menghidupkan beberapa event yang pernah ada guna mencoba menggali budaya yang telah dimiliki. Ini akan kita coba kenalkan baik di regional dan internasional. Apa lagi waktu Bupati menjadi pembicara di Bali, banyak pengusaha muda disektor pariwisata yang ingin berinvestasi di Kapuas Hulu. Untuk itu, mari kita kembangkan wisata yang ada di Kapuas Hulu," imbuh Alex.
Sementara Camat Hulu Gurung dan sekaligus Ketua panitia PBK ke-3, Iwan Setiawan mengatakan event ini bermula dari kegiatan ibu-ibu PKK dan majelis taklim di Hulu Gurung. Untuk mengevaluasi kegiatan, mereka pun menggelar perlombaan, baik seni dan budaya. Hingga akhirnya event tersebut diberi nama Pekan Bumi Kasturi. Pada PBK ke-2, kemudian melibatkan aparatur desa untuk berpartisipasi mendirikan stan pameran sesuai karakter dan kemampuan desa masing-masing.
"Ini sudah yang ketiga kalinya. Digelar dua tahun sekali dan fokus pada tahun ganjil," jelasnya.
Selain ada 25 stan pameran, pada PBK digelar perlombaan olahraga, seni dan budaya tradisional. Diantaranya lomba sumpit, gasing, lari terompah dan masak menu B2SA serta lainnya.
"Untuk tahun ini atas sepakatan dan keinginan masyarakat PBK disatukan dengan pelaksanaan MTQ ke-25 tingkat Kabupaten Kapuas Hulu. Memang sangat berat, karena pekerjaan cukup banyak. Tapi semangat masyarakat dan aparatur desa mempersiapkan ini maka hal-hal yang memberatkan menjadi tidak terasa, bahkan menjadi ringan," terangnya.
Hadir dalam pembukaan ini Wakil Bupati Agus Mulyana SH MH, Ketua TP PKK ,Ny. Erlinwati Nasir SH, Ketua DPRD Ade M Zulkifli SAP dan kepala SKPD. PBK ke-3 ini dibuka Bupati dengan tanda pemukulan rebana. Setelah itu dilanjutkan dengan peninjauan stan pameran. Pada kesempatan itu, pemda pun menyerakan bantuan dana sebesar Rp 63 juta.
-

Arsip Blog

Recent Posts