Pernikahan Putri Sultan HB X sebagai Peristiwa Budaya

Yogyakarta - Pernikahan putri keempat Sultan Hamengku Buwono X akan digelar secara spesial. Pasalnya, pergelaran tersebut merupakan pernikahan terakhir dari para putrinya.
Bahkan tak tanggung-tanggung, sebanyak 12 kereta yang sudah ada sejak zaman Hamengku Buwono III juga akan digunakan dalam prosesi kirab nantinya.
"Untuk yang terakhir ini, Ngarso Dalem menghendaki begitu banyak kereta yang akan dilihat oleh masyarakat," tutur Gusti Kanjeng Ratu Hemas secara eksklusif di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis, 10 September 2013.
Kendati demikian, Permaisuri Sultan HB X tersebut enggan disamakan dengan royal wedding yang lain, seperti misalnya Pangeran William dan Kate Middleton.
"Bukan menyamakan, tapi beliau menghendaki kita semua, satu keluarga bisa naik kereta. Kita ingin mengeluarkan kereta di Keraton Yogyakarta juga bisa dimanfaatkan untuk Abra," imbuhnya.
Selain itu, Wakil Ketua DPD RI tersebut juga menolak jika hal ini disebut menjadi sesuatu yang berlebihan. Bagi GKR Hemas sendiri, pernikahan putrinya tersebut diharapkan bisa menjadi sebuah gelar budaya dari Keraton Yogyakarta. Tentunya, hal ini dimaksudkan agar masyarakat luas memahami salah satu budaya yang ada di Indonesia.
"Bukan tampilan yang berlebihan, menonjolkan diri atau menampilkan sesuatu yang lebih dari biasanya. Tapi lebih menyentuh pada event budaya, kita menggelarnya dengan perkawinan," imbuhnya.
"Ini merupakan sesuatu gelar budaya supaya masyarakat juga memahami bahwa budaya bangsa sendiri bisa mengikat. Bagaimana guyupnya satu dengan yang lain, guyupnya saudara Ngarso Dalam," tutupnya.
-

Arsip Blog

Recent Posts