Pontianak, Kalbar - Ribuan manggar siap memeriahkan hari jadi ke 242 Kota Pontianak. Walikota Pontianak, Sutarmidji meminta seluruh satuan kerja perangkat daerah, lembaga swasta, dan masyarakat untuk memasangnya di halaman kantor maupun rumah. Pemasangan manggar ini sebagai upaya melestarikan budaya Melayu.
Hari jadi ke 242 Kota Pontianak jatuh pada 23 Oktober 2013. Peringatannya pun diselenggarakan dengan semarak. Salah satunya dengan memasang manggar. Manggar bukan hal asing bagi warga Melayu di Kota Pontianak maupun daerah lain di Kalbar. Keberadaannya sebagai bentuk tradisi. Biasanya selalu ada dalam acara pesta pernikahan.
Bentuk manggar seperti pohon kelapa. Pelepahnya dibuat dari lidi, yang dihiasi kertas warna warni. Pelepah tersebut ditusukkan pada nanas ataupun gedebok pisang. Secara epistemologi, manggar adalah bunga muda kelapa. Dalam beberapa prosesi keberadaannya sebagai ungkapan kemeriahan dan ucapan selamat datang.
“Semua ini (pemasangan manggar) dilakukan untuk melestarikan budaya Melayu yang melekat pada masyarakat Pontianak. Selain itu juga memperkuat nilai-nilai budaya supaya tidak luntur,” ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Setda Kota Pontianak, Ana Suardiana, Rabu (16/10) di ruang kerjanya.
Imbauan memasang manggar ini dituangkan dalam Surat Wali Kota Pontianak Nomor 41/Humas/2013 tanggal 26 September 2013. “Pemasangan manggar ini diimbau selama bulan Oktober,” kata Ana.Tak hanya pemasangan manggar, upaya melestarikan budaya Melayu juga dilakukan dengan instruksi untuk mengenakan pakaian adat Melayu Pontianak pada 23 Oktober mendatang. Instruksi ini diperuntukkan bagi seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak, BUMN, dan BUMD yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Seluruh staf dan pegawai SKPD, BUMN, dan BUMD tersebut akan mengenakan telok belanga dan baju kurung,” ujarnya.
Penggunaan pakaian adat Melayu ini sesuai instruksi Wali Kota Pontianak Nomor 2/Pem/2013 tanggal 3 Oktober 2013 tentang Pemakaian Pakaian Adat Khas Melayu Pontianak pada Hari Jadi ke 242 Kota Pontianak.
Pemerintah Kota Pontianak juga menyiapkan festival seni dan budaya Melayu selama Oktober ini. Mulai dari arakan pengantin pada 19 Oktober di Taman Alun Kapuas, dan Festival Tari Melayu pada 19 Oktober di Kampus STAIN Pontianak. Sejumlah permainan rakyat juga menambah semarak peringatan Hari Jadi Kota Pontianak. Ada permainan rakyat atau olahraga tradisional pada 19 Oktober di halaman Kantor Walikota, festival layang-layang hias pada 26 Oktober di Lapangan Sepak Bola Untan, Festival Meriam Karbit pada 20 hingga 23 Oktober di Taman Alun Kapuas, dan Festvial Drum Band pada 27 Oktober di Jalan Gajahmada.
Pemerintah juga mengisi peringatan hari jadi Kota Pontianak dengan ziarah ke Makam Kesultanan Batu Layang, dan tahlilan di Masjid Jami. “Selama bulan Oktober ini juga digelar kegiatan gotong royong oleh warga di enam kecamatan,” ungkap Ana.
Puncaknya, lanjut Ana, digelar upacara Harjad ke 242 Kota Pontianak pada 23 Oktober di depan Taman Alun Kapuas, pembukaan Kalbar Expo Harjad Kota Pontianak di Pontianak Convention Center (PCC), dan peresmian air mancur Tugu Digulis.“Masyarakat Pontianak juga dimanjakan dengan berbagai diskon atau potongan harga setiap berbelanja di supermarket dan swalayan yang ada di Kota Pontianak melalui program Pontianak Shopping Festival dari 1 hingga 31 Oktober,” tutur Ana.
Sumber: http://www.pontianakpost.com