Pekanbaru, Riau - Para penari tumpah ruah di sepanjang Jalan Diponegoro dan Gajah Mada, mulai dari Tugu Pahlawan Perjuangan Rakyat Riau di depan kediaman Gubernur Riau sampai ke Tugu Zapin Jalan Gajah Mada, Tugu Bambu Runcing Jalan Hangtuah hingga Tugu Keris Jalan Patimura.
Bahkan pihak Muri melalui Deputy Manager Damian Awan Rahardjo mengatakan, Tari Melayu Massal ini merupakan rekor dunia. Catatan Muri ke-6.179 ini merupakan yang pertama untuk kategori Tari Melayu. Jumlahnya juga jauh melebihi ekspektasi Muri sendiri yang memberi syarat minimal 15.000 perserta.
“Kami Museum Rekor Indonesia sudah menyaksikan Tari Melayu Massal hari ini. Ini rekor pertama dan terbanyak di dunia yang pernah dicatat Muri. Ini budaya bangsa Indonesia, kami sangat mengapresiasi usaha pemecahan rekor ini oleh Riau Pos,” ungkap Damian ketika memantau langsung pelaksanaan Tari Melayu Massal yang menampilkan 5 jenis Tari Melayu secara maraton itu.
Dahlan Iskan mewakili PT Riau Pos Inter Media yang didirikannya bersama Chairman Riau Pos, Rida K Liamsi 22 tahun silam, langsung menerima penghargaan Muri itu. Catatan ini merupakan Rekor Muri yang ketiga yang dicatatkan oleh Riau Pos Group.
Dahlan pada kesempatan itu mengatakan, Rekor Muri ini adalah untuk seluruh peserta tari yang ikut acara Tari Melayu Massal pagi itu. Pria yang terkenal enerjik dan pekerja keras ini mengucapkan terima kasih atas peran serta pelajar SMA, SMK dan MA se-Kota Pekanbaru yang begitu antusias mengikuti Tari Melayu Massal.
“Saya dan Pak Rida sebagai pendiri Riau Pos dengan bangga menerima piagam penghargaan Rekor Muri, sebagai Tari Melayu Massal dengan peserta terbanyak di dunia. Rekor ini untuk para pelajar semua yang antusias dan bekerja keras menyiapkan diri untuk acara ini,” ujarnya bersemangat, sambil disambut gemuruh para peserta tari.
Dahlan bersama istrinya, Nafsiah Dahlan juga langsung ikut menari bersama para instruktur di atas panggung utama. Di sana, Dahlan juga menari bersama Wakil Gubernur Riau Mambang Mit, Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono, Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT, Kadisdik Kota Pekanbaru Zulfadil, dan Chairman Riau Pos Group sendiri, Rida K Liamsi. Lima jenis tari Melayu ini membuat Dahlan takjub dan mengaku menikmatinya.
“Tarinya sangat asyik sekali, namun saya belum terlalu lancar, karena kurang latihan. Tapi saya sangat menikmatinya. Istri saya sangat lancar menarikannya, karena istri saya berasal dari Banjar dan sudah terbiasa dengan tari Melayu. Tari Melayu memang mengesankan dan menarik sekali,” kata Dahlan yang disambut hiruk-pikuk para pelajar.
Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT bersama Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru, Zulfadil sejak awal menyatakan rasa terima kasihnya kepada sekolah-sekolah yang telah berlatih keras dan suskes tampil maksimal pada pelaksanaannya. Wali Kota juga memberikan apresiasi kepada Riau Pos yang ikut memperkenalkan secara langsung budaya daerah kepada pelajar Pekanbaru.
“Alhamdulillah, terima kasih. Kepada Muri, Riau Pos dan para siswa serta sekolah yang sudah ambil bagian pada kegiatan ini. Ini prestasi luar biasa atas budaya Melayu, selain harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan, mereka para siswa juga harus mencintai budaya bangsa, apalagi acara ini diliput seluruh Indonesia,” ungkap Firdaus.
Firdaus juga mengaku takjub dengan kemampuan Tari Melayu Dahlan Iskan. Di luar itu, Firdaus memuji Dahlan Iskan sebagai seorang pekerja keras dan revolusioner. Menurutnya, Dahlan telah berjuang dari nol, dari desa di kaki gunung di tanah Jawa lalu muncul ke permukaan berkat kerja keras dan visinya yang bagus. Firdaus juga berharap para siswa bisa meneladani mantan Dirut PLN ini.
Pada perhelatan kemarin, ada 5 Tari Melayu yang dibawakan instruktur tari yang diikuti oleh Menteri Dahlan Iskan dan para pejabat di Riau itu. Mulai dari Tari Kuala Deli yang menjadi pembuka, Mak Inang Pulau Kampai, Selayang Pandang, Tanjung Katung dan Tari Serampang 12 sebagai penutup. Para instruktur dari Sekolah Tinggi Seni Riau (STSR) sendiri mendapat apresiasi tinggi dari Chairman Riau Pos Group, Rida K Liamsi karena peran mereka.
“Mereka telah banyak membantu, mereka menyokong acara ini dan memang STSR harus menjadi yang terdepan sebagai pengembang dan penerus tradisi seni dan budaya Melayu di Riau,” ungkap Rida tentang sekolah tinggi yang berada di bawah payung Yayasan Sagang, Yayasan Seni dan Budaya di bawah binaan Riau Pos Group.
Rekor Muri Ketiga, Panitia juga Minta Maaf
Suksesnya Riau Pos Group mencatatkan Rekor Muri untuk Tari Melayu Massal Demi Indonesia seakan mengulang sejarah untuk ketiga kalinya. Tidak hanya iven ini saja, sebelumnya Riau Pos juga berhasil memecah rekor Muri untuk kategori senam massal dengan jumlah peserta terbanyak di Indonesia. Salah satunya, iven bertajuk Senam Massal Riau Bangkit ini dihelatkan pada 2009 lalu mengambil lokasi di Simpang SKA.
Pada waktu itu, ribuan pelajar SD terlibat pada acara senam massal yang dibantu Sanggar Senam Pesona. Para pelajar menyesaki Simpang SKA yang membuat lalu-lintas diblokir di pertemuan Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Soekarno-Hatta tersebut. Pada waktu itu, Wali Kota Herman Abdullah sempat memberikan moratorium kepada Riau Pos untuk tidak melaksanakan iven berskala raksasa lagi karena mengganggu lalu-lintas, namun ketika momen Car Free Day datang baru beberapa tahun belakangan Riau Pos kembali memberanikan diri membuat acara serupa.
Atas kesuksesan pemecahan Rekor Muri untuk ketiga kalinya ini, General Manager Riau Pos, Zulmansyah Sekedang mengaku sangat senang. Berkat kerja sama berbagai pihak, Tari Melayu Massal Dahlan Iskan ini bisa sukses. Selain pelajar SMA yang menjadi tokoh utama, peserta acara ini juga datang dari seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua.
“Memang peserta sekolah terbanyak, tapi peserta se-Indonesia juga ikut menyumbang sejarah untuk Riau Pos. Apalagi pesertanya se-Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Ini sejarah dan prestasi ketiga bagi Riau yang sukses memecahkan rekor Muri,” ungkap Zulmansyah.
Zulmansyah atas nama Riau Pos juga meminta maaf atas berbagai kekurangan panitia, mulai dari persiapan sampai pada hari H pelaksanaan, pagi kemarin. Pihaknya menyesal karena lokasi acara tidak steril akibat banyaknya pedagang K5 dan parkir kendaraan di Jalan Diponegoro. Ditambah lagi adanya tenda-tenda untuk malam takbiran Idul Adha hingga sangat mengganggu peserta tari dalam mengambil posisi.
Zulmansyah juga mengakui kekurangan pada acara ini di mana panitia tidak dapat menentukan sekolah terbaik sebagai pemenang akibat kondisi perhelatan Tari Melayu Massal ini sangat sesak, hingga tim penilai mengalami kesulitan melakukan penilaian. Tapi, hadiah berupa seperangkat komputer tetap diberikan kepada sekolah yang akan diserahkan melalui Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.
“Soal souvenir kepada para guru pendamping, kami juga mohon maaf karena tidak dapat langsung diserahkan di tempat acara. Maka souvenir ini akan diserahkan dalam sepekan ke depan bersamaan dengan penyerahan sertifikat. Selebihnya kami sangat berterima kasih setulus-tulusnya kepada 63 sekolah yang sudah berpartisipasi dan bersama sama Riau Pos mencatatkan Rekor Muri ini,” tutup Zulmansyah.
Sumber: http://www.jambiekspres.co.id