AKSI pria dua anak itu berakhir Kamis (26/9), sekira pukul 05.00 Wita. Dia dibekuk di rumahnya, Jalan Arief Rahman Hakim, Kelurahan Sungai Pinang Luar (SPL), Samarinda Kota. Informasi yang dihimpun harian ini, perbuatan Boy itu dilakukan sejak Bunga masih duduk di kelas VI SD, 2011 lalu. Boy yang merupakan residivis kasus pembunuhan 2000 itu telah menggauli
Bunga berulang-ulang. Pertama kali dilakukan di lokasi tambang batu bara, Handil Kopi, Sambutan pada 2011.
Perbuatan bejat itu juga dilakukan di atas motor Honda Vario miliknya. Tak hanya di motor, Boy juga melakukan pencabulan di semak-semak di kawasan Jalan Kartini, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Samarinda Kota.
Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Feby DP Hutagalung mengatakan, orangtua Bunga yang tahu anaknya hamil, mengadukan perbuatan Boy ke Polsubsektor Mulawarman, Kamis (26/9). Di hadapan polisi, orangtua Bunga menuturkan awal mula ia berkenalan dengan Boy. Waktu itu Boy sering mengantar dan menjemput anaknya. “Bunga dan anak tersangka Boy berada di sekolah yang sama,” ucap Feby.
Dari situlah Boy meminta nomor Bunga dan keduanya aktif berkomunikasi melalui pesan singkat. Hingga akhirnya Bunga mau diajak jalan. Boy menolak disebut telah mencabuli Bunga. Dia mengatakan kalau hubungan tersebut dilakukan atas dasar suka sama
suka. Dia pun tak mengetahui kalau Bunga telah berbadan dua. Sudah tiga tahun ia melakukan hubungan terlarang itu dengan bunga.
“Saya enggak maksa dia. Saya cuma yakinkan dia dengan kata-kata,” ucap Boy kepada petugas.
Boy mengaku kepada Bunga kalau dia sudah bercerai dan akan bertanggung jawab bila terjadi sesuatu pada bunga alias hamil.
Feby mengimbau agar setiap orangtua lebih waspada terhadap pergaulan anaknya di luar rumah. Akibat perbuatannya, Boy diancam dengan Pasal 81 dan 82 UU No 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. “Jangan sampai kasus ini terulang kembali. Peran orangtua sangat diperlukan,” katanya. (*/ypl/far/k1)
Sumber: http://www.kaltimpost.co.id
