Bupati Kukar Terima Gelar Adat dari Kesultanan Banjar

Banjarmasin, Kalsel – Memperingati milad ke-509 Kesultanan Banjar di Martapura Kalimantan Selatan, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari hadir sebagai salah satu tamu kehormatan. Dalam peringatan tersebut, Rita Widyasari dianugerahi gelar keagungan “Dato Mangku Negeri“ oleh Kesultanan Banjar yang dihasilkan berdasarkan Musyawarah Dewan Mahkota Kesultanan Banjar Sultan Haji Khairul Saleh Al Mu’tashim Billah. Pemberian anugerah gelar dilaksanakan di Mahligai Sultan Adam Martapura, Sabtu (16/10).

Dalam sambutannya, Sultan Banjar yang juga Bupati Martapura Sultan Haji Khairul Saleh Al Mu’tashim Billah mengatakan, kebudayaan tak akan lekang oleh waktu, karena kebudayaan adalah bagian dari waktu itu sendiri.

Kesultanan Adat Banjar melalui lembaga adat Kesultanan Banjar mengangkat kembali kebudayaan adat yang hampir hilang karena arus modernisasi dan globalisasi, untuk menjadi tonggak abadi dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

“Kami yakin ini bukan pekerjaan ringan, melainkan amanah luar biasa berat, namun bukan berarti pekerjaan mustahil. Kali ini sejarah membuktikan, tak ada yang mustahil apabila kita mempunyai komitmen kuat mengangkat kembali adat dan Kesultanan Banjar,” tegasnya.

Sultan-Sultan terdahulu, kata dia, sudah berikrar dan komit menjadikan setiap gerak kehidupan orang Banjar berpendidikan dan bersendikan agama Islam.

“Untuk itu, adat, budaya, dan tradisi Kesultanan Banjar luhur dan takzim terhadap ajaran agama Islam, maka tatanan nilai-nilai adat haruslah berpegang teguh kepada agama,” urainya.

Gelar yang diberikan kepada Rita, “Dato Mangku Negeri”, mengandung arti “Dianugerahkan atas kemanahannya dalam memimpin dan membangun daerah serta turut berjasa melestarikan kebudayaan Banjar”.

Ditemui setelah pemberian gelar, Rita mengatakan, hal itu merupakan amanah, beban, dan tanggung jawab yang artinya “dituakan”.

“Saya berterima kasih kepada Kesultanan Banjar, karena gelar ini merupakan kehormatan dan kebanggaan bagi saya sebagai Bupati Kukar. Mudah-mudahan selalu terjalin kerja sama antara Kutai dan Banjar, karena memang Kutai dan Banjar adalah salah satu kesatuan,” katanya.

“Saya sendiri masih ada darah Banjar-nya dari kakek saya, tetapi saya tidak lancar berbahasa Banjar, dan ini bagi saya, seperti kembali ke kampung halaman,” imbuh Rita.

Dia berharap kerukunan ini selalu terjalin. “Kita ini satu tanah, yaitu tanah Kalimantan, hanya dibedakan tempat tinggalnya dan ini merupakan satu kesatuan, satu melayu. Semoga ini menjadi perekat yang sangat erat bagi kerajaan Kutai Kartanegara dan Kerajaan Banjar, yang nantinya akan mempersatukan dan mempererat kedua daerah,” ujarnya.

Selain Bupati Kukar yang mendapat anugerah gelar dari Kesultanan Banjar, pemberian serupa diberikan juga kepada Bupati Hulu Sungai Utara, para Tuan Guru dan Ulama, yang Mewakili Kesultanan Paser, Wali Kota Palangkaraya, Bupati/Wali Kota se-Kalsel, Datuk Suthipan Sri Rikanon dari Kerajaan Thailand.

-

Arsip Blog

Recent Posts