Tradisi Ngarot, Ajang Uji Kesucian Gadis dan Jejaka

Indramayu, Jabar - Keperawanan sebagai sebuah simbol kesucian seorang gadis, masih menjadi sebuah nilai yang di dambakan. Karena itu, banyak tradisi tercipta di masyarakat, untuk melihat kesucian seorang gadis. Di Indramayu, Jawa Barat, tradisi tersebut dikenal dengan Ngarot. Dimana ratusan muda mudi diarak keliling desa dengan bunga menempel di kepala. Jika bunga tersebut layu selama mengikuti arak-arakan, maka diyakini, gadis atau pemuda tersebut sudah tidak perawan atau perjaka lagi.

Tradisi Ngarot ini masih dipertahankan warga Kecamatan Lelea, Indramayu, Jawa Barat. Tradisi yang dipertahankan secara turun temurun ini biasanya digelar menjelang musim tanam, setiap tahun. Untuk mengikuti tes kesucian atau Ngarot, ratusan muda mudi diharuskan untuk berdandan secantik dan serupawan mungkin, layaknya pasangan pengantin. Tidak ketinggalan adalah hiasan aneka kembang di atas kepala.

Diiringi keluarga dan kerabat serta tetangga, pasangan muda-mudi ini diarak menuju rumah kepala desa, sejauh tiga kilometer. Arak-arakan pasangan muda-mudi ini diiringi oleh aneka musik tradisional. Bahkan tidak jarang beragam kesenian, juga ditampilkan mengiringi mereka.

Sampai di balai desa, pasangan gadis dan jejaka saling berhadapan, untuk mengikuti ritual Ngarot. Jika kembang hias yang menempel pada kepala mereka layu, maka diyakini muda mudi itu sudah tidak suci lagi.

Selain sebagai sarana pengetesan kesucian, tradisi Ngarot yang diselenggarakan menjelang musim tanam ini juga sebagai doa agar hasil panen mereka lebih baik dari tahun sebelumnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts