Jadikan Tabuik Iven Internasional

Pariaman, Sumbar - Ribuan pengunjung me­madati Kota Pariaman untuk menyaksikan fes­tival budaya tabuik hingga akhir prosesi ta­buik dibuang ke laut, kemarin (17/11). Ke de­pan iven tabuik ini mesti dikemas lebih me­narik dan men­dapat promosi maksimal se­hingga pengun­jung­nya tidak hanya lokal, tapi juga nasional dan Internasional.

Ke­tua Dewan Perwakilan Dae­rah (DPD) RI Irman Gus­man sebelum ber­lang­­­sung­nya hoyak tabuik me­­nga­takan, budaya ini harus se­nantiasa di­pelihara. Apalagi tabuik ini merupakan sa­tu-satunya budaya yang unik di Suma­tera Barat. Ia optimistis jika dikemas lebih baik ditunjang promosi maksimal tabuik akan menjadi iven pariwisata nasional, bahkan internasional.

”Di luar negeri, pesta bunga bisa menjadi iven menarik wisatawan mancanegara. Apalagi ta­­b­uik ini jauh lebih baik dari fes­­tival bunga, se­­hingga ke de­­pan jika di­pro­mo­­si­kan mak­si­mal, saya op­­­­ti­mis­tis iven ini menjadi iven i­n­­ter­na­sional. Na­mun, da­ri ta­­­­hun ke ta­hun, sa­ya lihat su­­­­dah tam­pak te­­rus ter­­ja­di pening­ka­tan da­lam kemasan tabuik ini,” ujarnya saat konfe­rensi pers di Balai Kota Pa­riaman, kemarin.

Selain Irman Gusman, dalam kesempatan ini hadir anggota DPD RI Emma Yohanna, anggota DPR RI Taslim dan Dirjen Ekonomi Kreatif Kementrian Pariwisata Hery Waluyo, Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman, Wakil Wali Kota Genius Umar, Asisten I Pemprov Sumbar Sudirman Gani serta sejumlah perantau.

Menariknya, tamu internasional juga hadir, seperti Konsulat Budaya Kedubes Iran untuk Indonesia Hojatullah Ibrahim dan Presiden Malaysia Youth Hotel Asociation Khairul Anwar Mansor.

Irman mengapresiasi adanya tampilan kesenian tradisional yang luar biasa, dikemas dengan musik orkestra. Lentik jari penari dan empat tampilan tarian tradisional tersebut menurutnya sangat bagus. Ia menyebut tarian tersebut pantas dibawa dalam pesta kebudayaan internasional. “Sangat menarik dan harus dikenas dalam bentuk murni tarian tradisional,” ulasnya.

Sementara itu, Hojatullah Ibrahim menyebutkan pesta budaya tabuik ini sangat menarik. Pesta budaya ini sekaligus bukti cinta umat Islam kepada keluarga Baginda Rasulullah SAW. Meski berbeda dengan peringatan 1 Muharram di Iran, namun intinya sama sebagai upaya mengenang cucu Rasulullah SAW. “Itu yang membuat tabuik ini menjadi sangat menarik bagi saya. Terpikir bagi kami untuk melakukan kerja sama dengan Kota Pariaman dalam bentuk sister city. Agar nantinya kami membawa warga Iran mengunjungi pesta budaya tabuik di Pariaman dan sebaliknya,” ujarnya.

Hery Waluyo saat membuka secara resmi pesta budaya tabuik mengatakan, pesta budaya tabuik ini setidaknya memiliki 8 unsur untuk kemajuan Kota Pariaman. Yakni ada pendidikan mencintai budaya, ada upaya pelstarian budaya untuk generasi penerus, ekspresi nyata budaya serta terbukanya peluang usaha dalam bentuk ekonomi kreatif dan inovatif. “Karena mendatangkan ribuan orang untuk menyaksikan pesta budaya ini. Ke depan tentuiven ini terus berkembang dan menarik wisatawan dari mancangera lebih banyak,” harapnya.

Saat ini wisatawan manca negara yang berkunjung ke Indonesia didominasi wisatawan asal Malaysia sebanyak 77 persen, 6,25 persen dari Australia, sisanya wisatawan China, Singapura dan Eropa.

Pesta Budaya

Sementara itu Mukhlis Rahman menegaskan tabuik adalah tabuik budaya, bukan mengikut ajaran agama tertentu. Ini sekaligus untuk membantah banyaknya isu yang berkembang menyebutkan festival budaya tabuik ini mengandung ajaran syiah.

“Pesta ini merupakan pesta budaya yang sudah berlangsung sejak lama, bukan mengikuti ajaran agama tertentu sehingga tidak perlu khawatir mengikuti festival ini,” ujarnya.

Ke depan pesta ini diharapkannya menjadi pesta budaya yang juga mendatangkan banyak wisatawan mancanegara. Di samping itu, terus berinovasi membuat paket-paket wisata dan iven bulanan, sehingga tabuik tidak hanya ramai saat festival budaya tabuik.

-

Arsip Blog

Recent Posts