Disbudpar Jatim Gelar Festival Tantular 2013

Sidoarjo, Jatim - Melalui kegiatan bertajuk Festival Tantular 2013, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur (Jatim) mencoba menghidupkan kembali kerajinan gerabah yang tampaknya mulai hilang. Di hari ketiga kegiatan tersebut, digelar Seminar dengan tema ‘Perkembangan Gerabah dan Keramik dari masa ke masa’.

Didaulat sebagai narasumber, Drs. Ponimin, M.Hum. Seniman gerabah yang sering membawa nama Indonesia di mancanegara lewat karyanya yang bersifat Kriya seni dan seni kriya terapan. Ponimin membagi ilmu dan pengalamannya kepada para peserta yang kebanyakan dari kalangan mahasiswa, dosen dan guru.

Dra. Endang Prasanti, MM selaku Kasie koleksi dan konservasi Museum Empu Tantular mengungkapkan, dalam Festival yang sebenarnya untuk memperingati HUT Museum Empu Tantular tersebut, diadakan juga peragaan pembuatan gerabah. Pesertanya adalah para siswa dari SMP, SMA, dan SMK dari Sidoarjo. “Adapun tujuan kegiatan adalah, agar Museum tidak hanya menjadi sebagai tempat memamerkan, tapi juga ikut melibatkan siswa,” terang Endang, Rabu (27/11/2013).

Lebih lanjut Endang menjelaskan, mengapa gerabah yang menjadi salah satu tema kegiatan? Karena benda yang bahan dasarnya tanah liat ini, dianggap sebagai benda lama. “Sebenarnya gerabah tidak dapat digantikan oleh apapun. Mungkin sekarang ada plastik, tapi dengan kampanye back to nature, lama kelamaan orang akan kembali menggunakannya.” ujar dia seraya menambahkan bahwa kegiatan tersebut diharapkan mampu mengajak siswa-siswi menjadi bangsa yang tidak konsumtif, melainkan produktif.

Endang yang merupakan lulusan arkeologi juga mengatakan, diharapkan, kedepannya museum bisa difungsikan sebagai laboratorium di bidang seni dan sejarah. “Juga harus bisa meningkatkan ekonomi seni. Karena sejatinya Museum diperuntukkan bagi rakyat,” paparnya.

Syamsuddin Chalim, guru Sejarah SMKN 2 Buduran Sidoarjo menyambut positif kegiatan tersebut. Dia mengaku hal itu bisa memberi tambahan pengetahuan pada siswa-siswi. Bahkan bisa langsung dipraktekkan. “Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi kegiatan reguler,” kata Syamsuddin Chalim, guru Sejarah SMKN 2 Buduran Sidoarjo.

-

Arsip Blog

Recent Posts