Medan, Sumut - Nuansa Islam yang kental dalam seni budaya Aceh diharapkan mampu memberikan kesan mendalam bagi masyarakat yang menyaksikan dan tertarik berkunjung ke Bumi Serambi Mekkah. Hal ini, diungkapkan Kepala Kantor Penghubung, Muhammad Badri Ismail, lewat siaran persnya yang diterima Waspada Online.
Muhammad Badri mengatakan, pihaknya yang membuka acara Pagelaran Seni Budaya Aceh bertajuk "Semalam yang Berkesan" di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), belum lama ini.
Tampak hadir menyaksikan acara tersebut perwakilan negara-negara sahabat seperti Palestina, India, Jepang dan Equador. Dari Pemerintah Aceh sendiri hadir Wali Nanggroe Malik Mahmud. Sementara tokoh-tokoh Aceh di Jakarta yang hadir Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, Anggota DPR dari PKS Nasir Jamil dan Ketua Taman Iskandar Muda (TIM) Surya Darma. Selain itu beberapa pejabat Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota juga ikut hadir.
Tampil dalam pagelaran seni yang diawali jamuan makanan khas Aceh tersebut Aleks Band dari Anjungan Aceh TMII. Usai pembacaan ayat suci Al Qur'an, sari tilawah dan shalawat Badar, dilanjutkan dengan tari Ranup Lam Puan sebagai ucapan selamat datang dan Ratoeh Jaroe.
Kolaborasi musik dan puisi pimpinan penyair Aceh Fikar W. Eda ikut menyemarakkan acara melalui puisi "Secangkir Kopi". Tak ketinggalan pula pertunjukan tradisional Aceh De Bus dan penyanyi yang tengah kondang di Aceh, Liza Aulia. Alunan merdu dari penyanyi Liza Aulia melambungkan perasaan para penonton seakan-akan benar-benar tengah berada di Aceh.
Acara diakhiri dengan penampilan Tari Saman Gayo yang sudah ditetapkan UNICEF masuk dalam "Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia" dalam sidang ke-6 Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO, dua tahun lalu.
Pagelaran Seni Budaya Aceh ini baru pertama kali diselenggarakan Kantor Penghubung Pemerintah Aceh. Untuk selanjutnya direncanakan akan menjadi agenda tetap setiap tahunnya untuk lebih mempromosikan kekayaan sekaligus keragaman seni budaya Aceh. Demikian penjelasan, Muhammad Badri Ismail.
Ke depannya tidak hanya menampilkan seni-seni yang sudah populer, tapi juga mencoba mengangkat seni tradisional Aceh yang belum banyak dikenal masyarakat luas. Karena menurut Badri, salah satu fungsi Kantor Penghubung Pemerintah Aceh adalah untuk mempromosikan potensi daerah, termasuk potensi deni budayanya.
Sumber: http://www.waspada.co.id