Campursari Tampil Gemilang di Negara Tetangga

Kuching, Malaysia - Kesenian tradisional Jawa (Campursari Kinaryo Laras) tampil gemilang dalam Pesta Pukulan Gendang Enik Nusantara 2013 di Malaysia. Penampilan grup ini mendapatkan sambutan baik dari Dewan Bandaraya Kuching Utara (DBKU), belum lama ini yang dilaksanakan di Gondown Amphitheatre Waterfront.

Ketua Grup Campursari Kinaryo Laras, Sadimo Yitno Poerbowo merasa tersanjung atas jamuan dari negara tetangga tersebut. “Kehadiran kita di sana hanya sebaga2i tamu undangan. Tapi di sana kita mendapatkan pelayanan sangat baik. Ini merupakan suatu kehormatan bagi Capursari Kinaryo Laras bisa menampilkan pentas seni tradisonal di sana untuk pertamakali,” ujar dia, Selasa (3/12).

Sadimo menilai kegiatan pentas kesenian dan budaya yang dilaksankan Malaysia sangat luar biasa. Pementasan kesenian yang digelar itu tampil meriah. Banyak tamu undangan dari lokal dan mancanegara ikut serta menyaksikan pementasan kesenian tradisional nusantara tersebut. Dia menyampaikan secara keseluruhan pementasan kesenian tradisional nusantara di sana diikuti sembilan kontingen dari perwakilan setiap daerah. Setiap kontestan tampil membawakan beberapa kesenian Melayu, kesenian Dayak, dan kesenian Jawa.

Pementasan kesenian dari perwakilan Indonesia ada dua grup yang hadir. Grup Campursari Kinaryo Laras dan Grup Pinang Sikayoh Mempawah. Kedua kontingen ini mendapatkan undangan resmi dari DBKU dan persetujuan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching.

“Kita berangkat dengan undangan resmi. Setelah sampai di sana pihak KJRI, Gondosoemarto Wibisono membantu menyediakan akomodasi. Sedangkan konsumsi dan trasportasi dan penginapan selama di Kuching disediakan oleh panitia,” jelas Sadimo.Penata musik Campursari Kinaryo Laras, Erlan Suparlan menambahkan semua peserta yang tampil sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Sedangkan dari Campursari Kinaryo Laras menampilkan kolaborasi tiga etnis yakni kesenian Bali, Jawa dan Sunda.

“Kita menampilkan tiga seni etnis sekaligus. Kita gabungkan menjadi satu arensemen menarik. Ketiganya itu kita bawakan dalam satu pementasan. Semuanya tampil dengan kerakteristik sesuai dengan alunan gemelan, gendang, angklung dan ditemani dua sinden,” jelas dia salah satu penggiat musik etnis Jawa yang bertempat di Kota Pontianak.

Erlan menyampaikan selain pementasan seni dan budaya, tim ini berkesempatan melakukan workshop alat musik daerah saat berada disana. Hasil pameran tersebut ternyata menarik perhatian dan minat pengunjung yang membeli.

Ia juga mengatakan ternyata di Malaysia tradisi kesenian kebudayaan Jawa dilestarikan dan diperingati setiap setahun sekali. Anehnya, tradisi budaya Jawa disana sudah lebih dahulu diperingati ketimbang dari Indonesia. “Di Malaysia sebelum Indonesia merdeka, seni budaya Jawa di sana sudah diperingati ke 100 tahun. Tapi di negeri sendiri nilai kesenian budaya kurang terlestarikan dengan baik,” ungkap Erlan heran.

Penggiat kesenian budaya nusantara tersebut merencanakan selesai Pesta Pukulan Gendang Etnik Nusantara 2013 di Malaysia. Ia dan besama tim yang lainnya akan kembali menghadiri undangan di negara tetangga tersebut. “Rencananya grup kita akan hadir lagi dalam kegiatan Rainforest Musik Festival di Kuching, Juni 2014. Setelah itu kita juga di undang pada festival musik etnis di Trengganu, Oktober 2014 mendatang,” ungkap Erlan rencana kedepannya agar musik nusantara Indonesia dapat dikenal negara tentangga dan tamu undangan dari mancanegara.

-

Arsip Blog

Recent Posts