Jakarta - Budaya Indonesia mengalami erosi khususnya budaya-budaya lokal di Tanah Air karena terpengaruh dengan budaya luar, kata pengamat budaya Kautsar AS.
"Indonesia seperti tidak berbudaya lagi dan sangat memprihatinkan, semua terkait kemiskinan dan kesejahteraan," katanya dalam Seminar Budaya 'Kepribadian dalam budaya Indonesia' di Kahmi Center, Jakarta, Jumat (17/10).
Mantan Dirjen Otonomi daerah Kementerian Dalam Negeri tersebut menyatakan bahwa kondisi itu disebabkan karena nilai intelektual masyarakatnya rendah dan mudah terpengaruh dengan budaya lain atau budaya luar.
"Perhatikan saja di Makassar saat ini, sudah tidak ada lagi 'siri'. Pengemis ada dimana-mana, padahal dulu masyarakat Makassar sangat menjunjung tinggi "siri" atau harga diri, malu," katanya.
Ia menjelaskan kondisi ini tidak lepas dari peran pemimpinnya sendiri yang sangat mengangung-agungkan budaya yang berasal dari luar.
"Perhatikan pemimpin-pemimpin kita, mereka lebih memilih dan bangga menggunakan produk impor, belanja ke luar negeri daripada porduk lokal. Misalnya mereka lebih memilih produk made in China dibanding buatan Cibaduyut, Jawa Barat, padahal kualitasnya sama," katanya Dalam kesempatan yang sama budayawan Prof Abdul Hadi mengatakan kelamahan budaya bangsa Melayu adalah tidak mengenal potensi yang dimiliki.
"Tidak mengenal potensi dirinya, potensi kekuatan ekonomi, potensi pemikiran dan tidak mampu menyaring pengaruh negatif yang datang dari luar," katanya.
Ia berharap pemerintahan baru ini, nilai-nilai budaya lokal perlu ditingkatkan dengan meningkatkan kulitas masyarakatnya dari segi pendidikan, keterampilan dan etika.
“Seperti di Bali, masyarakat masih menjunjung nilai-nilai budaya, saya berharap itu dapat terjadi di semua di wilayah Indonesia," katanya.
Sumber: http://www.beritasatu.com