Koleksi Wayang Kulit Tiongkok-Jawa Mencapai 400 Lembar

Jakarta - Koleksi wayang kulit Tiongkok-Jawa di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, mencapai sekitar 400 lembar. Koleksi ini sebagian besar dibuat pada 1925 dan sejak tahun 1967 sampai sekarang belum pernah dipentaskan.

”Besok (Senin) adalah pementasan yang pertama kali sejak tahun 1967. Kewajiban kami memperkenalkan kembali seni pertunjukan tradisi yang dulu pernah ada,” kata Kepala Museum Sonobudoyo Riharyani ketika dihubungi dari Jakarta, Minggu (5/10/2014).

Wayang kulit Tiongkok-Jawa dikenal sebagai wacinwa (akronim dari wayang Cina-Jawa). Museum Sonobudoyo dikenal sebagai satu-satunya museum yang menyimpan wacinwa di Indonesia, selebihnya sudah dimiliki Dr F Seltmann, seorang kolektor di Jerman.

Pengelola Museum Sonobudoyo memamerkan wacinwa selama sepekan, 3-10 Oktober 2014, di Jogja Gallery. Pada Senin ini, wacinwa dipentaskan dengan durasi singkat sekitar 2 jam.

”Koleksi wacinwa kami dibuat Gan Thwan Sing (1895-1967) sekitar tahun 1925. Sampai sekarang, hasil kajian kami baru berhasil memberikan 60 nama, tetapi koleksi yang di Jerman sudah lebih banyak nama,” ungkap Riharyani.

Menurut Riharyani, wacinwa memiliki keunikan dibandingkan wayang kulit pada umumnya. Wacinwa menggunakan kepala tokoh yang bisa diperankan secara bergantian.

”Mungkin ditambah dengan kepala-kepalanya, koleksi wacinwa kami bisa mencapai 1.000 lembar,” kata Riharyani.

Pameran wacinwa juga diramaikan ketoprak Tiongkok-Jawa oleh para mantan pemain ketoprak RRI Yogyakarta. Lakonnya Sie Jin Kwie yang diadaptasikan ke dalam lakon Jawa Joko Sudiro.

Menurut peneliti dan dosen Program Studi Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Jawa Universitas Indonesia, Dwi Woro Retno Mastuti, tidak hanya wayang kulit Tiongkok-Jawa yang terdapat di Jerman, naskah-naskah Tiongkok-Jawa pun ada di negeri tersebut. Sebanyak 39 naskah beraksara dan berbahasa Jawa yang menceritakan legenda dan mitologi Tiongkok sampai saat ini tersimpan di Perpustakaan Berlin (Staatsbibliothek zu Berlin).

”Saya merisetnya di Berlin dari Januari sampai Maret 2004. Naskah-naskah itu bercerita tentang lakon-lakon wayang kulit Tiongkok-Jawa,” tutur Dwi Woro.

Berdasarkan riset berikutnya, menurut Dwi Woro, dapat dikumpulkan sebanyak 130 judul cerita Tiongkok-Jawa. Ini jauh lebih sedikit dibandingkan cerita Tiongkok-Melayu yang mencapai 3.500 judul.

-

Arsip Blog

Recent Posts