Batam, Kepri - Buku berjudul Sejarah Melayu karya Ahmad Dahlan, sudah diluncurkan penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), di Istana Ballroom Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis (11/12) lalu. Dan rencananya, Senin (15/12) lusa, Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam akan memperkenalkan buku yang menyajikan sejarah bangsa dan kemaharajaan Melayu yang cukup komprehensif itu, di di Kampus Politeknik Negeri Batam, Batamcentre.
Saat memperkenalkan buku setebal 621 halaman terdiri XXX bab tersebut, akan ada acara testimoni dari pakar sejarah Melayu asal Rusia, Prof DR Tatiana Denisova. Selain itu, juga ada acara persembahan seni budaya Melayu. Buku karya Wali Kota Batam ini sendiri baru tersedia di seluruh Toko Buku Gramedia di seluruh Indonesia mulai 15 Desember nanti.
Sementara itu, dalam peluncuran buku Sejarah Melayu di Jakarta, Senior Editor KPG, Candra Gautama, mengaku Gramedia merasa tertarik untuk menerbitkan buku yang memperlihatkan catatan sejarah Melayu dalam rentang waktu yang sangat panjang ini dikarenakan ada satu kesamaan visi dan tujuan bersama penulis untuk terus melestarikan sejarah Melayu yang harus terus dijaga.
Candra menambahkan, buku ini merupakan langkah yang kedua dari KPG untuk terus melestarikan sejarah Melayu setelah 17 tahun sebelumnya, yakni tahun 1997 KPG menerbitkan seri Melayu Tionghoa.
”Ini adalah kick off kedua kami dalam terus menyelami sejarah, budaya dan kesusastraan Melayu setelah sebelumnya kami menerbitkan Melayu Tionghoa pada tahun 1997,” ujar Candra.
Sementara itu, Ahmad Dahlan, menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian dan kerja sama yang diberikan oleh Gramedia dalam menerbitkan buku Sejarah Melayu ini.
Menurut Dahlan, buku ini telah disusunnya selama lima tahun dengan mengumpulkan beberapa bahan dan referensi guna terus melengkapi manuskrip sejarah Melayu ini.
Dahlan tergerak untuk menulis buku ini dikarenakan minimnya referensi buku tentang sejarah Melayu. Dirinya berkisah pada saat masih bertugas di Otorita Batam (sekarang BP Batam) pernah kesulitan mencari sumber referensi nama-nama pahlawan asli Melayu saat ditanya oleh Presiden ketiga RI, BJ Habibie dalam rangka pemberian nama untuk enam jembatan yang menghubungkan Pulau Batam-Rempang-Galang (Barelang).
”Itu salah satu yang membuat saya ingin menulis buku mengenai sejarah Melayu, karena cukup kesulitan mencarinya. Saya sampai minta tolong dari sekretariat negara untuk membantu,” tutur Dahlan.
Dalam peluncuran buku Sejarah Melayu ini, juga dilakukan diskusi buku yang menghadirkan sejarahwan Anhar Gonggong dan budayawan Taufik Ismail yang dipandu oleh moderator Rahma Sarita.
Sumber: http://batampos.co.id