Tanjungpinang, Kepri - Bicara Sungai Carang, ingatan kita langsung kembali pada peristiwa sejarah masa lampau. Ringkasnya, kala Sultan Abdul Jalil Syah jadi penguasa kerajaan Johor, ia memerintahkan agar dibuka bandar perdagangan di Pulau Bintan.
Mengawali perjalanannya, Sang Laksamana melewati Sungai Carang, hulu sungai Riau. Melihat potensinya, Sang Laksamana kemudian menjadikan tempat itu menjadi suatu bandar yang ramai atau riuh. Tempat itu pun dikenal dengan nama Bandar Riau (Riuh).
Ternyata tak butuh waktu lama bagi Bandar Riau untuk berkembang pesat dan bahkan sanggup menyaingi Bandar Melaka. Bandar ini menjadi pilihan lain bagi para pedagang dibanding Bandar Melaka yang dikuasai Portugis karena harga barang yang jauh lebih murah. Ketika Bandar Melaka jatuh ke tangan Belanda, Bandar Riau pun menjadi target selanjutnya untuk menguasai perdagangan di kawasan Melayu. Tahun 1784 Belanda mengirimkan 13 kapal yang memuat 1.536 tentara dengan dikomandoi kapal Walakas wal Faren. Mereka ditugaskan menyerang dan menguasai Bandar Riau.
Raja Ali Haji yang berkuasa di Kota Piring, tepi sungai Carang, melawan dan berhasil mengusir pasukan Belanda serta menenggelamkan kapal Malakas wal Faren. Peristiwa itu terjadi pada 6 Januari 1748, yang kemudian hari ditetapkan menjadi hari jadi Kota Tanjungpinang.
Cerita sejarah Sungai Carang ini cukup panjang untuk diuraikan. Rida K Liamsi, Chairman Batam Pos Grup termasuk yang sangat paham sejarah itu. Bersama dengan tokoh Melayu Muhammad sani yang juga Gubernur Provinsi Kepri, ia menggagas event akbar di Sungai yang menjadi urat nadi dan jalan perang di masa kejayaan kerajaan Melayu. Event ini dinamakan Festival Sungai Carang.
Selain mengenalkan budaya Melayu, festival yang digelar pertama kalinya selama 7 hari sejak tanggal 31 Desember 2013 – 6 Januari 2014 lalu, diharapkan bisa menjadi ikon pariwisata Kota Tanjungpinang.
Setelah sukses menggelar Festival Sungai Carang 2014, Batam Pos Grup akan menggelar kembali festival itu pada 6 Januari hingga Februari 2015 mendatang.
”Festival Sungai Carang (FSC) berhasil menjadi ikon baru pariwisata Kepri yang digelar Batam Pos Grup. Kedepan, FSC harus membumi dan menjadi milik masyarakat Tanjungpinang khususnya dan Kepulauan Riau umumnya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Pemprov Kepri, Guntur Sakti kemarin.
Menurut Guntur Sakti, FSC 2015 adalah even budaya yang berbasis sungai dan menjadi tapak sejarah Kepri. ”Kegiatan FSC 2015 nanti bisa saja dalam bentuk lomba sehingga menampilkan konten acara terbaik dan menyediakan hadiah yang menarik,” katanya.
Sungai Carang memiliki makna dan peran yang amat penting sejarah kebesaran kerajaan Melayu. Peran Sungai Carang harus menjadi ingatan dan kenangan masyarakat Kepri sebagai Bunda Tanah Melayu.
Rangkaian kegiatan FSC 2015 selain memperingati hari jadi Kota Tanjungpinang ke 231, juga menyemarakkan pelaksanaan Hari Pers Nasional yang akan dilangsungkan di Kepulauan Riau. Pada FSC 2015, akan digelar berbagai macam acara dan lomba. Rangkaian acaranya antara lain, Festival Kuliner berbahan mie, lomba mengarak bunga telur, lomba melukis antar pelajar, lomba drum band antar pelajar, lomba membaca Gurindam XII antar pelajar serta lomba perahu hias.
Kegiatan yang mengawali FSC 2015 adalah lomba kuliner berbahan mie. Dalam even ini, mie akan dimasak secara estafet dan bergantian dengan waktu yang ditentukan panitia. Untuk mengikuti lomba kuliner ini panita akan mengenakan biaya pendaftaran yang terjangkau bagi peserta. Selain itu, lomba ini akan dibagi menjadi dua kategori, yakni kategori umum dan pelajar.
”Kategorinya dibagi menjadi umum dan pelajar. Satu tim terdiri dari 10 orang. Uang pendaftaran Rp 100 ribu untuk umum dan Rp 50 ribu untuk pelajar. Lomba kuliner dengan bahan dasar mie ini berhadiah jutaan rupiah,” kata Manager Event Organizer Batam Pos, Agus Triono, Kamis (11/12) kemarin.
Mengikuti lomba kuliner berbahan dasar mie ini peserta tidak akan direpotkan dengan membawa perlengkapan memasak. Semua peralatan memasak, seperti kompor, teflon, bahan mie, bumbu, garnis, termasuk piring dan mangkok untuk presentasi, disediakan panitia.
Jadi, menurut Tri, setiap tim peserta tinggal datang dan berlomba. Selain itu, saat mendaftar nanti, peserta bisa mengatasnamakan timnya dengan kampung, kelurahan, organisasi dan sekolah untuk kategori pelajar. ”Penilaian ditentukan berdasarkan kreativitas presentasi masakan, rasa, kebersihan dan kekompakan tim,” ujar Tri.
Kegiatan selanjutnya yang diselenggarakan dalam FSC 2015 adalah lomba arak-arakan bunga telur. Kegiatan ini akan dilombakan secara tim. Lomba arak-arakan bunga telur itu, setiap tim terdiri dari minimal sepuluh orang, membawa bunga telur dalam cerana.
”Dalamlomba arak-arakan bunga telur, peserta boleh mengiringi dengan musik tradisional Melayu seperti kompang, akordion, dangkung dan lainnya. Jurinya akan melibatkan Lembaga Adat Melayu,” papar Tri.
Selanjutnya, rangkaian acara FSC akan dilanjutkan dengan lomba melukis antar pelajar se Kota Tanjungpinang yang diselenggarakan oleh Tanjungpinang TV dan Batam TV, Lomba Drum Band antarpelajar yang ditaja oleh Tanjungpinang Pos, lomba membaca Gurindam XII antarpelajar yang diselenggarakan Posmetro Batam serta Lomba Perahu Hias yang digelar oleh Percetakan Bintana.
Bagi warga Tanjungpinang dan Kepri yang berminat mengikuti berbagai lomba tersebut, bisa mendaftarkan timnya di kantor Harian Pagi Tanjungpinang Pos, Komplek Pinlang Mas, Nomor 15 Jl DI PanjaitanBatu IX Tanjungpinang, Telp (0771) 7447234, Harian Batam Pos Perwakilan Tanjungpinang dan Posmetro Batam di Jalan Pramuka No 3 Telepon (0771) 27714, 27715.
Juga bisa mendaftar di Tanjungpinang TV, Jalan Puncak Indah No 44 Kelurahan Kemboja Tanjungpinang Barat. Nomor Telepon (0771) 312127. Sekretariat Bersama FSC 2015 di TokoBuku 171, Komplek Pinlang Mas, Plaza Bintan Centre Blok Mayang Telp 085272084156, Tanjungpinang.
Sumber: http://batampos.co.id