Kuningan, Jakarta - Suku Bajo yang masih mempertahankan tradisi hidup di atas laut, punya tradisi unik. Mereka punya tradisi khas terutama dalam merayakan kelahiran anak di atas perahu saat sedang berlayar di lautan.
"Anak yang baru lahir ini akan langsung dicelupkan ke dalam air laut, dimasukkan ke bagian bawah perahu tempat untuk dia dilahirkan," ungkap Rosimin, selaku Ketua Adat Bajo.
Peraturan serupa justru tidak berlaku untuk bayi-bayi Suku Bajo yang lahir di daratan. Mereka baru akan dimandikan di lautan setelah tiga hari lahir. Selanjutnya bayi-bayi tersebut akan dimandikan kembali di laut setelah berusia 40 hari.
Lahir dan besar di lautan, membuat anak-anak Bajo sangat akrab dengan dunia maritim. Sehingga mereka memiliki kemampuan berburu hewan laut di sela karang dengan cara menyelam tanpa alat bantu dalam waktu yang sangat lama.
"Kami orang-orang Bajo bisa menyelam tanpa oksigen selama 20-30 menit di bawah laut," ungkap Rosimin di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Masyarakat Bajo juga memiliki kekayaan ritual adat yang terus dilestarikan hingga kini. Selain kelahiran, upacara pernikahan juga cukup unik, karena keluarga pengantin pria akan diarak menggunakan perahu menuju perahu mempelai perempuan.
"Biasanya keluarga laki-laki akan menyerahkan sehelai kain putih sebagai mas kawin pada calon mempelai perempuan," imbuh Rosimin pada Rabu, 4 November 2015.
Sumber: http://www.dream.co.id